Pyongyang revival (1907)

Pyongyang revival (1907)

Oleh Victor Christianto


Shalom aleikhem,

Para pembaca yang baik, di kalangan para gembala dan jemaat dari aliran kharismatik-Pentakostalisme, banyak yang beranggapan bahwa gerakan Pentakostal modern berawal dari kebangunan rohani yang dipimpin oleh Pdt. Seymour selama kurun waktu 1903-1908 di gudang di jalan Azusa, di Los Angeles. Gerakan ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan dikenal sebagai Azusa Street Revival.

Multiple origin
Namun demikian, pembacaan sejarah secara lebih cermat menunjukkan bahwa Pentakostalisme bukanlah suatu kegerakan dari Amerika saja. Namun bersifat multiple origin secara hampir serempak di Welsh (Eropa), India, Los Angeles dan juga di Korea. 
Kegerakan yang bersifat multiple origin hanya dapat dijelaskan sebagai karya Roh Kudus sendiri yang mencurahkan RohNya kepada banyak orang dari berbagai bangsa dan latar belakang.

Great Pyongyang Revival
Menurut catatan sejarah, sekitar 1903 ada seorang misionaris di Korea yang juga berprofesi sebagai pekerja medis (dokter). Namanya adalah pak dr Hardie. Pak dr Hardie ini sudah beberapa tahun melayani di Korea, namun merasakan semacam stagnasi dalam kehidupan pelayanan beliau. Lalu beliau memutuskan berdoa sungguh sungguh sambil menggali Firman Tuhan. Beliau ingin mencari tahu apa yang salah dengan pelayanannya.
Lalu akhirnya, beliau merasakan kesan atau bisikan halus dari Roh Kudus, bahwa beliau terlalu mengandalkan kekuatan sendiri sebagai manusia. Beliau lalu mengalami urapan Roh Kudus.
Didorong oleh urapan Roh Kudus yang baru kali itu dirasakan, pak dr. Hardie lalu membagikan kesaksiannya kepada sekitar 1500 peserta dalam konferensi Wonsan, yang berlangsung sekitar 1903 di Pyongyang.

Rupanya keterbukaan pak Hardie dalam mengakui semua kegagalan dalam pelayanan, menyentuh hati semua peserta konferensi Wonsan. Lalu dalam konferensi itu para peserta secara bergantian maju ke depan dan mengakui dosa dosa mereka. Suasana konferensi berubah menjadi sangat terbuka, ketika semua orang tanpa malu mengaku dosa di hadapan Tuhan dan semua peserta lainnya. 

Dan mereka semua rindu untuk mengalami urapan Roh Kudus.
Gerakan kecil dari Wonsan ini rupanya menyebar ke kota kota di sekitarnya, diiringi dengan urapan Roh Kudus, dan hingga mencapai kota kota yang lebih jauh termasuk Seoul.
Dalam sejarah Pentakostalisme modern, gerakan ini disebut "the Great Pyongyang Revival 1907."
Karena peristiwa ini terjadi hampir bersamaan dengan kebangunan rohani di Welsh, Azusa Street dan juga India, boleh disebut bahwa periode 1903 hingga 1908 adalah saat saat Tuhan melawat umatNya secara dahsyat.

Meski saat ini gereja gereja di Pyongyang mungkin mendapat tekanan dari pemerintah secara kuat, namun dampak Great Revival ini masih dapat kita amati di gereja gereja di Seoul di Korea Selatan.

Penutup
Demikian sekelumit kisah revival yang berawal di Pyongyang sekitar tahun 1903 hingga 1908.*
Mari kita terus doakan agar Tuhan juga berkenan melawat umatNya di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.
Selamat merayakan hari Pentakosta.

Soli Deo Gloria

Versi 1.0: 21 Mei 2021, pk. 12:26
VC

Catatan:
* Hari ini kami baru rilis renungan singkat dalam topik Akhir Zaman. Rencana akan dimutakhirkan secara berkala paling tidak seminggu sekali. Sila mengakses di tautan:

Bacaan lanjutan:

Komentar