Resensi buku: Tritunggal dan Pluralisme Agama

Resensi buku: Tritunggal dan Pluralisme Agama
Karya: Veli-Matti Karkkainen
Penerbit: BPK Gunung Mulia & STT Amanat Agung, 2013.

Oleh Victor Christianto

Percakapan atau dialog lintas iman selalu menarik untuk dikaji dan direnungkan, terlebih di era medsos seperti saat ini ketika banyak orang lebih terbuka untuk menyatakan pergumulan iman mereka.
Suatu ketika, sekitar 6 tahun lalu, penulis mengikuti suatu pelatihan di STT Amanat Agung, karena diutus oleh salah satu lembaga.
Di sela-sela pelatihan, ada stand buku oleh panitia, dan penulis menemukan judul yang menarik karya Prof. Veli-Matti Karkkainen ini. Namun baru akhir-akhir ini penulis melihat betapa penting dan aktualnya topik yang dibahas beliau.
Buku ini membahas perkembangan diskursus teologi agama-agama dalam kurun waktu sekitar 5-7 dekade terakhir, mulai dari Karl Barth, Moltmann, Pannenberg hingga penulis yang lebih kemudian seperti Heim. Di sinilah letak kekuatan buku ini.
Namun juga di situlah kelemahannya, kalau  boleh disebut demikian, yakni buku ini lebih cenderung melibatkan diskusi tersebut dari sudut pandang akademisi/teolog, artinya kurang melibatkan pandangan dari para misionaris yang juga menggumuli topik-topik perjumpaan lintas agama, misalnya Prof Wonsuk Ma dengan Regnum Publications, Oxford, atau Rosemary Sookhdeo.
Lalu kelemahan lain, adalah kurangnya melibatkan tanggapan teolog Asia dan Afrika dalam diskusi-diskusi tersebut. Seperti pernah disampaikan oleh seorang misionaris Barat, salah satu problem yang kerap dijumpai oleh misionaris ketika berkarya di Asia dan Afrika adalah "excluded middle" yang merupakan warisan logika Aristotelian.(1)
Artinya, perlu juga mengembangkan pola pemikiran non-Aristotelian.
Kami sedang merintis upaya ke arah ini, misalnya dalam menjelaskan bagaimana Yesus sekaligus sebagai Anak Allah dan Anak Manusia dari sudut Manunggaling Kawula Gusti.(2)

Namun demikian, terlepas dari kelemahan tersebut, buku ini sangat layak disimak bagi para hamba Tuhan, teolog maupun mahasiswa seminari, khususnya yang meminati topik perjumpaan lintas iman.

Demikian komentar singkat penulis.

Versi 1.0: 20 Juni 2021, pk. 09:17
VC

Bacaan:
(1) Paul G. Hiebert. Flaw of excluded middle. Missiology 1982. Url: https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/009182968201000103
(2) Robby I. Chandra & V. Christianto. NPTRS june 2021, NPTRS, STT Cipanas. Url: http://journalsttcipanas.ac.id/index.php/NPTRS/article/view/22

Komentar

Postingan Populer