Why we wrote our last book: Let the Wind Blow
Mengapa kami menulis buku yang berat?
Mungkin ada yang bertanya: buku terakhir kami itu kok berat? Itu buku religius atau ilmiah?
Ijinkan saya memberikan rangkuman singkat tentang buku kami terbaru (1).
Begini, meski saya pernah ikut pendidikan teologi..namun buku ini mencerminkan minat riset saya dalam 4-5 th terakhir: yaitu bagaimana kita dapat mendialogkan sains dan teologi. Atau lebih tepatnya: bagaimana mengembangkan teologi yang dapat diverifikasi oleh pengamatan.
Jadi buku ini adalah gado-gado..mirip spt APV *all purpose vehicle.*
Artinya saya berharap bisa membuka dialog dgn para teknisi, dokter dan praktisi medis, sampai ekonom. (Lihat buku Martin Buber: I and Thou).
Artikel yg mungkin cukup menarik buat yang tidak berlatarbelakang sains mungkin adalah: no. 1-4, dan no. 7.
Mengapa kami menulis buku yg "berat" ini?
Yah, motif utamanya adalah setidaknya sebagai respons terhadap buku Grand Design (rancangan besar) karya Stephen Hawking. Profesor dari cambridge itu menulis bahwa teori adidawai *superstring* sebagai kandidat teori segala hal (theory of everything) tdk memerlukan hipotesis Tuhan sbg pencipta alam semesta. Pernyataan ini sangat keterlaluan (sayang sekali beliau sekarang sudah almarhum, jadi tidak dapat ditanyai lagi).
Ya begitulah. Para fisikawan memang banyak yg ateis..mereka berusaha menolak campur tangan Tuhan dalam alam semesta. Contohnya: alih-alih menjawab siapa penggerak utama jagad raya (the Prime mover), mereka mereka-reka dugaan bahwa dentuman besar berasal dari fluktuasi vakum. Walaupun peluang terjadinya keteraturan jagad ini akibat fluktuasi vakum nyaris nol.
Jadi buku ini merupakan respon seorang teolog ditambah seorang matematikawan....bahwa mungkin mengembangkan teori segala hal bertolak dr biblika. Tujuan kami tidak lain hanya menyumbang realisme yang sehat ke dalam fisika .khususnya kosmologi yang kami tekuni.
Judul: Let the wind blow merupakan tafsiran kami akan Kej. 1:2..artinya alam semesta tercipta ketika Roh Tuhan melayang-layang..lalu menciptakan badai atau turbulensi.
Gambar sampul buku ini menunjukkan pertumbuhan jagad raya dari penafsiran sy atas Kej. 1:2 tersebut. Dengan mengasumsikan jagad raya berotasi sejak awal maka akan memberikan grafik tersebut. Yang menarik di sini adalah bahwa model matematis tersebut menunjukkan bahwa mungkin alam semesta tercipta secara seketika.
Dengan kata lain, bukan hal yang aneh bahwa alam semesta tercipta dalam waktu 6 hari atau bahkan kurang..
Silakan lihat artikel no. 7: Thinking out loud on early creation...
Semoga penjelasan ringkas ini akan dapat sedikit membantu pembaca memahami buku ini.
May God be with you.
4 April 2018, pk.19:02
Victor Christianto
Referensi:
(1) V. Christianto & F. Smarandache. Let the Wind blow: Physics of Wave and Only Wave. (January 2018). Bisa diunduh secara cuma-cuma dari url: http://www.academia.edu/35627925/Let_The_Wind_Blows_PHYSICS_OF_WAVE_AND_ONLY_WAVE
Mungkin ada yang bertanya: buku terakhir kami itu kok berat? Itu buku religius atau ilmiah?
Ijinkan saya memberikan rangkuman singkat tentang buku kami terbaru (1).
Begini, meski saya pernah ikut pendidikan teologi..namun buku ini mencerminkan minat riset saya dalam 4-5 th terakhir: yaitu bagaimana kita dapat mendialogkan sains dan teologi. Atau lebih tepatnya: bagaimana mengembangkan teologi yang dapat diverifikasi oleh pengamatan.
Jadi buku ini adalah gado-gado..mirip spt APV *all purpose vehicle.*
Artinya saya berharap bisa membuka dialog dgn para teknisi, dokter dan praktisi medis, sampai ekonom. (Lihat buku Martin Buber: I and Thou).
Artikel yg mungkin cukup menarik buat yang tidak berlatarbelakang sains mungkin adalah: no. 1-4, dan no. 7.
Mengapa kami menulis buku yg "berat" ini?
Yah, motif utamanya adalah setidaknya sebagai respons terhadap buku Grand Design (rancangan besar) karya Stephen Hawking. Profesor dari cambridge itu menulis bahwa teori adidawai *superstring* sebagai kandidat teori segala hal (theory of everything) tdk memerlukan hipotesis Tuhan sbg pencipta alam semesta. Pernyataan ini sangat keterlaluan (sayang sekali beliau sekarang sudah almarhum, jadi tidak dapat ditanyai lagi).
Ya begitulah. Para fisikawan memang banyak yg ateis..mereka berusaha menolak campur tangan Tuhan dalam alam semesta. Contohnya: alih-alih menjawab siapa penggerak utama jagad raya (the Prime mover), mereka mereka-reka dugaan bahwa dentuman besar berasal dari fluktuasi vakum. Walaupun peluang terjadinya keteraturan jagad ini akibat fluktuasi vakum nyaris nol.
Jadi buku ini merupakan respon seorang teolog ditambah seorang matematikawan....bahwa mungkin mengembangkan teori segala hal bertolak dr biblika. Tujuan kami tidak lain hanya menyumbang realisme yang sehat ke dalam fisika .khususnya kosmologi yang kami tekuni.
Judul: Let the wind blow merupakan tafsiran kami akan Kej. 1:2..artinya alam semesta tercipta ketika Roh Tuhan melayang-layang..lalu menciptakan badai atau turbulensi.
Gambar sampul buku ini menunjukkan pertumbuhan jagad raya dari penafsiran sy atas Kej. 1:2 tersebut. Dengan mengasumsikan jagad raya berotasi sejak awal maka akan memberikan grafik tersebut. Yang menarik di sini adalah bahwa model matematis tersebut menunjukkan bahwa mungkin alam semesta tercipta secara seketika.
Dengan kata lain, bukan hal yang aneh bahwa alam semesta tercipta dalam waktu 6 hari atau bahkan kurang..
Silakan lihat artikel no. 7: Thinking out loud on early creation...
Semoga penjelasan ringkas ini akan dapat sedikit membantu pembaca memahami buku ini.
May God be with you.
4 April 2018, pk.19:02
Victor Christianto
Referensi:
(1) V. Christianto & F. Smarandache. Let the Wind blow: Physics of Wave and Only Wave. (January 2018). Bisa diunduh secara cuma-cuma dari url: http://www.academia.edu/35627925/Let_The_Wind_Blows_PHYSICS_OF_WAVE_AND_ONLY_WAVE
Dikirim dari ponsel cerdas Samsung Galaxy saya.
Komentar
Posting Komentar