LOGOS DALAM FILSAFAT YUNANI DAN INJIL YOHANES 1:1-18

LOGOS DALAM FILSAFAT YUNANI DAN
INJIL YOHANES 1:1-18
(Tulisan Kedua dari Dua Tulisan*)

Oleh: Bambang Noorsena

*) Artikel lama yang nyaris hilang ini  ditemukan kembali di www.sarapanpagi.org, pertama kali disajikan di Sekolah Tinggi Teologi Reform Indonesia (STTRI) Surabaya, 23 April 2008.

4.  FIRMAN (דבר "DAVAR") DALAM PERJANJIAN LAMA
 
Istilah דבר אלהים "Davar Elohim" (Firman Allah) dan דבר יהוה  "Davar YHWH" (Firman TUHAN) menduduki tempat yang penting dalam Perjanjian Lama. Ungkapan ini muncul lebih dari 241 kali, dikaitkan dengan penciptaan, penyataan diri Allah, dan pembebasan umat-Nya. Dengan Firman TUHAN langit telah dijadikan (Maz. 33:6), disampaikan-Nya Firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka (Maz. 107:20).
Malahan, Firman itu diutus Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya: "Demikianlah Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku, ia tidak akan kembali dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam hal yang Kusuruhkan kepada-Nya" (Yes. 55:11).

Sekalipun  דבר יהוה "Davar YHWH" (Firman TUHAN) dalam Septuaginta (LXX) diterjemahkan dengan λόγος του Κυριου "Logos tou Kuriou", namun maknanya sangat berbeda dengan Philo dan pandangan filsafat Yunani pada umumnya.
Jadi, makna λόγος "logos" dalam LXX adalah sama persis dengan דבר "Davar", yaitu Firman kreatif Allah yang menciptakan  secara "creatio ex nihilo" (penciptaan dari tidak ada). Kej. 1:1-3 memuat kisah penciptaan yang dilakukan oleh Allah bersama-sama dengan Firman dan Roh-Nya. Kata בָּרָא "bara" (menciptakan) dalam bahasa Ibrani diigunakan untuk karya Allah yang "mengadakan dari tidak ada menjadi ada", namun karena bahasa Yunani kuat dilatarbelakangi oleh alam pikiran yang panteistik, maka dalam LXX antara kata κτιζω "ktizo" (menciptakan) dengan ποιεω "poieo" (menjadikan), terkadang tidak dibedakan dengan tegas.

Begitu juga kata Ibrani קנה "qanah" (memiliki) dalam LXX sering kali tidak dibedakan dengan kata בָּרָא "bara"  (menciptakan). Misalnya, Ams. 8:22 yang sering dijadikan argumentasi Arius untuk mendukung ajaran bidat mereka bahwa Firman (Putra) Allah  mempunyai permulaan atau ciptaan belaka, diuntungkan oleh LXX. Dalam teks asli, kata yang diterjemahkan "menciptakan" adalah קנה "qanah" (artinya "memiliki"), dan bukan "menciptakan". Dalam bahasa Ibrani: יְהוָה קָנָנִי רֵאשִׁית דַּרְכּוֹ "YHWH qanani reshit darkho" (TUHAN memiliki aku sejak permulaan pekerjaan-Nya), pararel dengan ayat lain yang juga menerjemahkan kata yang sama dengan "memperoleh", "memiliki" (Ams. 4:5).

Demikian pula gagasan Ibrani חָכְמָה  "Hokmah" (Hikmat)  yang dipersonikasikan dalam literatur Intertestamental, σοφια "Sophia" (Hikmat) seolah-olah ciptaan, karena terjemahan Yunani memang tidak setegas kata בָּרָא "bara" (menciptakan) yang dilatarbelakangi paham penciptaan yang tegas membedakan antara Pencipta dan ciptaan, bukan paham emanasi dalam filsafat Yunani. Karena itu, konsep  penciptaan "ceatio ex nihilo" ini di kemudian hari semakin eksplisit dirumuskan, antara lain dalam 2 Mak. 7:28 (termasuk kitab-kitab Deuterokanonika), yang menegaskan bahwa segala sesuatu telah diciptakan oleh Allah "dari tidak ada" (Yunani: ἐζ οὴκ ὄντων, "ez oek ontōn").

Sebaliknya, konsep emanasi dalam filsafat Hellenisne memandang bahwa alam semesta yang plural ini mengalir dari Dzat Ilahi yang tunggal. Relasi antara keduanya bisa digambarkan laksana bara api dengan percikan-percikannya, laksana samudra dengan riak-riak gelombangnya, sehingga antara Allah dan ciptaan menjadi satu zat adanya.

5. ISTILAH מֵימְרָא "MEMRA" DALAM  TARGUM ARAMAIK

Secara linguistik, istilah Aramaik מימרא "Memrā" (Firman) sejajar dengan kata Ibrani אמר  "amar",  yang paralel dengan istilah lainnya דבר "Davar", seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Kej. 1:3 dalam teks asli berbunyi: וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים יְהִי אוֹר וַיְהִי-אוֹר "Wayomer Elohim, yehi or wa yehi or" (Berfirmanlah Allah: "Jadilah Terang, maka terang itu jadi"). Secara harfiah, יְהִי "yehi" berarti "Hendaklah ada", karena יְהִי "yehi" adalah bentuk perintah dari kata Ibrani יהיה "hayah" (ada). Dengan demikian, dalam alam pikiran Ibrani yang monoteistik, Allah
"menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada" (Rom. 4:17, band. juga Ibr. 11:3).

Dalam Targum sejauh Allah yang transeden menyatakan diri supaya dikenal umat-Nya, maka kata יהוה "YHWH" (TUHAN) atau אלהים "Elohim" (Allah) selalu diterjemahkan מֵימְרָא "Memrā" (Firman). Misalnya: "Pada waktu malam datanglah Allah dalam mimpi kepada Laban ... " (Kej. 31:24). Bagaimana Allah menemui Laban? Dalam Targum Aramaik disebutkan bahwa מֵימְרָא "Memrā"-
Nya yang menemui Laban, seperti dapat kita baca dalam Targum Onqelos: וַאֲתָא מֵימַרא  מִן קֳדָם יְיָ  לְוָת לָבָן  "Wa atā Memrā min qedem YHWH l'wat Laban ... " (Dan datanglah Memra/Sang Firman yang bersama-sama YHWH/TUHAN itu menemui Laban). Firman Allah yang puluhan kali diidentikkan dengan TUHAN itu, disebutKan dalam Kej. 31:24 Targum: "Memra yang bersama-sama dengan TUHAN" (Aramaik: וַאֲתָא מֵימַרא מִן קֳדָם יְיָ  "Memrā min qedem YHWH" (Shcermann dan Zlotowitz, 1993).

Jadi, tidak usah terlalu jauh mencari latarbelakang prolog Injil Yohanes dari Philo atau filsafat Hellenisme umumnya, karena memang teologi Yohanes berakar kuat pada Hikmat dalam Amsal, dan alam pemikiran Perjanjian Lama pada umurnya, secara khusus lagi terjemahan Targum Aramaik. Jelaslah bahwa latarbelakang Rasul Yohanes menulis dalam Yoh. 1:1, bahwa pada suatu sisi "Firman itu bersama-sama dengan Allah" (καὶ ὁ Λόγος ἦν πρὸς τὸν Θεόν, "kai ho Logos en pros ton theon"), tetapi pada sisi lain: καὶ Θεὸς ἦν ὁ Λόγος, "Kai theos en ho Logos" (dan Allahlah Firman itu), ternyata lebih paralel dengan Targum. Memra yang selalu diidentikkan Allah, ternyata juga dibedakan dengan Allah, karena itu disebut:   וַאֲתָא מֵימַרא מִן קֳדָם יְיָ 
"Memrā min qedem YHWH" (Memrā yang bersama-sama dengan YHWH).

Malahan, penerapan מֵימַרא "Memrā" sebagai Sang Mesias pra-eksisten dalam Yoh. 1:1-18, yang selama ini dituduh jiplakan paganisme Yunani, kini hancur berantakan dengan diketemukan naskah-naskah Laut Mati. Naskah "Son of God", salah satu teks Aramaik yang ditemukan di gua keempat (4Q246), dengan jelas mencatat: ברה די אל יתמאר ובר עליון יקרונה "Bereh d' El yatamar u-Bar elyōn yiqrōneh" (Dia akan disebut Anak Allah, dan mereka memanggil-Nya Anak Yang Maha Tinggi). Karena itu, pandangan para teolog abad lalu yang mencari asal-usul Λόγος "Logos" dalam Injil Yohanes dari filsafat Yunani, sama sekali lemah.

Sebab kalaupun Λόγος "Logos" dipakai, itu hanya kesamaan istilah dan sama sekali tidak memindahkan pemikiran filosofisnya, karena LXX sudah terlebih dahulu menerjemahkan dengan kata דבר "Davar" menjadi Λόγος "Logos" sebelum Injil Yohanes. Hal ini sebanding dengan terjemahan Logos menjadi Tao dalam Alkitab bahasa Tionghoa, tanpa sama sekali menaklukkannya pada pemikiran "Tao Tek Ching" menurut  filosof Tiongkok kuno, Lao Tse (570-470 M).

6. LOGOS DALAM YOHANES 1:1 DAN DALAM PEMIKIRAN PHILO

Untuk memahami Logos dalam pemikiran Philo dan perbedaannya dengan Injil Yohanes, pertama harus melihat pemikiran Philo mengenai Allah. Kenyataannya tidak selalu mudah mendamaikan antara transendensi Allah dalam teologi Perjanjian Lama dengan Panteisme Yunani. Demi mempertahankan keesaan Allah, yang dipahaminya dalam upaya untuk mendamaikan dengan filsafat Yunani, Philo menyimpulkan bahwa Allah itu esa, namun di balik Allah yang tidak tampak itu ada δυναμεις, "dunameis" (kekuasaan-kekuasaan)-Nya.

Menurut Philo, Nabi Musa dikisahkan pernah mengatakan: "Dengan kemuliaan-Mu, aku mengerti dunameis (kekuasaan-kekuasaan) yang selalu siap menjagaiku" (Hukum Khusus 1,45). Apa yang dilihat Musa dari Allah adalah manifestasi yang kelihatan dalam dunia makhluk. Dan karena Logos adalah yang paling mulia dari kekuatan-kekuatan ilahi-Nya itu, maka Logos adalah "Allah kedua" (Θεός δευτερος, "Theos Deuteros"), Allah yang kelihatan, dan Kemuliaan Allah itu sendiri. Jelaslah, "Allah kedua"-nya Philo bukan Allah yang sejati, melainkan θείος λογος "Theios Logos", yaitu Logos yang bersifat Ilahi.

Selanjutnya, karena pemikiran Logos itu sendiri diambil oleh Philo dari dunia filsafat yang memandangnya sebagai "an intermediary being" (entitas perantara) yang bukan Allah dan bukan ciptaan, melainkan berada diantara Allah dan ciptaan, maka muncullah sepekulasi-spekulasi bahwa Logos adalah "Malaikat utama" (the Eldest Angel). Ide inilah yang diteruskan oleh Origenes, dan dalam makna yang jauh lebih menyimpang dianut oleh Arius, sekte Unitarian dan Saksi-saksi Yehuwa zaman sekarang. Jadi, Logos dalam pemikiran Philo bisa dilacak dari beberapa aliran saling kontradiktif yang hendak didamaikannya. Ide Logos sebagai "archetypel idea" berasal dari Plato, sedangkan Stoa dan Philo telah meminjamkan kepadanya ide "world reason" (jiwa semesta). Dua latarbelakang filosofi mengenai Logos ini, lalu diberikan busana Yahudi seperti "Anak Sulung", "Malaikat Utama", "Imam Besar" dan sebagainya.

7. CATATAN PENUTUP

Karena itu berbeda dengan Yoh. 1:1 yang menegaskan bahwa Allah sendirilah Logos itu (καὶ Θεὸς ἦν ὁ Λόγος. "Kai theos en ho logos), maka Philo menyebutnya "Logos Ilahi" (θείος λογος), "theios Logos"), dan bukan θεος "Theos" (Allah) itu sendiri.
Dengan demikian, berbeda dengan Yohanes, Philo tidak pernah mengenai Logos sebagai "hypostasis" pre-eksisten yang selalu bersama-sama Allah dan Allah itu sendiri. Bagi Yohanes yang mengacu kepada  דבר
"Davar" dalam Perjanjian Lama Ibrani, Allah  telah menciptakan dengan Logos-Nya dari tidak ada menjadi ada: "Segala sesuatu djadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada sesuatupun yang jadi dari segala yang telah dijadikan" (Yoh. 1:3).

Sedangkan mengacu kepada מימרא "Memrā" dalam Targum, Yohanes menegaskan: καὶ ὁ Λόγος ἦν πρὸς τὸν Θεόν, "Kai ho Logos en pros ton theon" (Firman itu bersama-sama Allah), sekaligus "kai theos en ho Logos" (Allahlah Firman itu). Karena itu, sebagaimana yang ditekankan oleh Alfred Edersheim (1995:33), Λόγος "Logos" dalam pemikiran Philo yang "impersonal, an intermediary being" jelas-jelas berbeda dengan מימרא "Memra" dalam Targum yang melatarbelakangi prolog Injil keempat (Yoh. 1:1-14). Jadi, relasi Hellenisme dalam teologi Kristen hanya bersifat sampingan, sebatas kesamaan istilah, tetapi maknanya bertolak belakang.

Sebaliknya, dengan membandingkan sejumlah temuan naskah-naskah Laut Mati, justru dibuktikan bahwa Yudaisme modern lebih tebal dan lebih kental menyerap gagasan Hellenisme. Hal itu terbukti dari tulisan-tulisan para rabbi, misalnya mengenai מֶטָטְרוֹן "Meṭāṭrōn" (Malaikat utama) yang menampakkan Wajah Allah, seperti disebutkan dalam Talmud dan Kabbalah (mistik Yahudi), yang jelas-jelas menggaungkan kembali ide θείος λογος
"Theios Logos" (Logos Ilahi) sebagai kepala Ciptaan. Begitu juga, ide Plato mengenai Logos sebagai "Archetypal Idea", malahan telah muncul kembali dalam konsep אדם קדמון "Adam Qadmon" (Manusia utama) dalam mistik Yahudi Kabbalah (Edersheim, 1995:132).

Dan yang lebih jelas perbedaannya, baik Philo maupun aliran filsafat Yunani lain, tidak akan membayangkan bahwa Λόγος
"Logos" (afirman) itu menjadi manusia melalui Inkarnasi-Nya. Sebagaimana terungkap dalam pengalaman rohani St. Agustinus, bahwa semua aliran filsafat Yunani telah dipelajarinya kecuali satu, yaitu Firman itu telah menjadi Manusia (Yoh. 1:14, Καὶ ὁ Λόγος σὰρξ ἐγένετο, "kai ho Logos sarks egeneto"). Dengan demikian, tuduhan sembrono beberapa pemikir dan polemikus Muslim, seperti yang dikatakan Prof. DR. K.H. Hasbullah Bakry, bahwa konsep Λόγος "Logos" dalam Injil Yohanes sebagai jiplakan dari filsafat pagan Yunani, adalah tuduhan yang sama sekali tidak terbukti.¶


Copyright ISCS, url: www.bambangnoorsena.com


DAFTAR PUSTAKA 

1. Baker, Margaret. The Gate of Heaven: The History and Symbolism of the Temple in Jerusalem (London: SPCK The Holy Trinity Church, 1991). 
2. Bertens. K. Sejarah Filsafat Yunani. Edisi Revisi (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1999). 3. Judaism" dalam J.D. Douglas (ed.), The New Bible Dictionary (Leicester, England: 
Universities and Colleges Felloship, 1982). 
4. Ederheim, Alfred. The Life and Times of Jesus The Messiah (Pebody, Massacushet: 
Hendrickson Publisher, 1995). 
5.:Martinez, Florentino Garefa - Tigchelaar, Eibert J.C. (ed.), The Dead Sea Scrolls : Hebrew-English Study Edition (Leiden-New York-Kohn : E.J. Brill, 1997). 
6. McNamara, Martin. Targum Neofiti 1: Genesis. Tranlated, with Apparatusand Notes (Edinburg ; T & T Clark Ltd., 1992). 
7. Santala, Risto. The Massiah in the Old Testament in the Light of Rabbinical Writings (Jerusalem: Karen Ahvah Meshihit, 1992). 
8. ______ . The Messiah in the New Testament in the Light of Rabbinical Writings (Jerusalem: Karen Ahvah Meshihit, 1992). 
9. Schermann, Nossom - Zlotowitz (ed.), Humash Humashi Torah 'im Targum Onqelos, Farash Haftarot we Humash Megilot (New York: Mesorah Publishing, Ltd., 1993). 
10. Jocs, Jacob. The Jewish People and Jesus Christ: The Relationship between Church and Synagoge (Michigan: Baker Book House, 1979).
11. F.H. Colson - G.H. Whiteaker, Philo. Vol. II, IV dan X. Loeb Classical Library (Harvard: Harvard University, 1991).



--
Victor Christianto
Founder of The Second Coming Institute, www.sci4God.com
Promoting Javanese "batik" as an Indonesia cultural heritage, www.mybatique.com
Promoting cultural and music events in Jakarta and other cities, www.acaraindo.com
Founder of www.DigiMBA.com, to deliver business education for digital generation
1 New book: From Hilbert to Dilbert at UNM site, url: http://fs.unm.edu/FromHilbertToDilbert.pdf
Our books and papers can be found at:
You can also check the Neutrosophic Journal: 

http://fs.unm.edu/NSS/NSSArticles.htm  

==
We love you all nations, but time is very very limited. Be hurry to repent and receive Jesus Christ. Find a guide to help you repent and receive Jesus Christ, in this link http://www.esnips.com/web/Guidetorepent,
http://www.esnips.com/web/RepentanceGuide.
Print this guide, copy as many as you can, and distribute this to as many countries as you can, including Asian countries such as China, Burma, Thailand, Campuchea, Laos, Srilanka, and Vietnam. Pray and ask to God first before you select a language for your country. That is the message: be hurry be very very very very very hurry to repent and receive Jesus Christ, all corners of the world.
Don't you know that Jesus Christ will come again soon? That is why you should be hurry and quickly to repent and do your repentance. Tweet this message quickly and distribute this message to as many countries as you can including to all your friends quickly, quickly, quickly today. Follow Jesus only at http://www.twitter.com/Christianto2013.
Send this message quickly to all your colleagues and to all your friends. Thank you, Jesus Christ already help you. 

blog: http://guidetorepent.blogspot.com, http://findtheTruthnow.blogspot.com,
http://evangelismwithsocialmedia.blogspot.com
guide: http://GoodNews.getfreehosting.co.uk/digfile/cms/index.php (login with 'visitor')
video: http://youtube.com/guidetorepent,
facebook: http://www.facebook.com/VChristianto,
and follow Jesus only at www.twitter.com/Christianto2013

**KINDLE BOOKS:
authorpage: http://www.amazon.com/-/e/B00AZEDP4E
Articles dictated by Jesus Christ. Book Two. http://www.amazon.com/dp/B00AYR3F9C
Articles dictated by Jesus Christ. Book One. http://www.amazon.com/dp/B00AYR6TJU
by Jesus Christ: How social darwinism ruin America and the World. http://www.amazon.com/dp/B00AZDJJQI
by Jesus Christ: Evangelism for Difficult People. http://www.amazon.com/dp/B00AZDJCLA
by Jesus Christ: How you can do Evangelism with Social Media. http://www.amazon.com/dp/B00AZDXZLI
by Jesus Christ: The Nicene Creed. http://www.amazon.com/dp/B00AZDYMJ2
by Jesus Christ: Logos, Memra, and other letter for Economists. http://www.amazon.com/dp/B00AZDY7JW
by Jesus Christ: our Father in Heaven prayer. http://www.amazon.com/dp/B00AZKZUNM
Some problems of Nuclear Energy development in Asia: A literature survey. http://www.amazon.com/dp/B00B4LW5ZW

Some papers at www.vixra.org:
www.vixra.org/abs/0912.0036
www.vixra.org/abs/0912.0037
www.vixra.org/abs/1001.0005
www.vixra.org/abs/1001.0003
www.vixra.org/abs/0912.0053


Komentar

Postingan Populer