Majulah terus dalam pekerjaan yang terasa rutin dan membosankan.
My Utmost (B. Indonesia)
... kamu harus ... menambahkan kepada imanmu ... — 2 Petrus 1:5
Renungan hari ini masih dalam rangkaian yang kemarin. Kalau kemarin menekankan "Majulah terus dalam hal keputusan dan tekad tinggal dalam Yesus", hari ini menekankan "Majulah terus dalam pekerjaan yang terasa rutin dan membosankan". Dikatakan, yang penting adalah ketaatan. Dalam ketaatanlah, dalam percaya bahwa Allah sendiri yang merancang situasi kita, maka seluruh keagungan anugerah Allah menjadi milik kita.
Majulah Terus! (2)
Majulah terus dalam pekerjaan yang terasa rutin dan membosankan. Petrus menyatakan dalam nas ini bahwa kita telah "mengambil bagian dalam kodrat ilahi" dan sekarang kita "harus dengan sungguh-sungguh berusaha'' memusatkan perhatian untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan saleh (2 Petrus 1:4-5).
Tidak seorang pun yang terlahir, baik secara lahiriah atau adikodrati dengan sifat tersebut; ia itu harus dikembangkan. Kita juga tidak dilahirkan dengan kebiasaan-kebiasaan saleh -- kita harus membentuknya berlandaskan hidup baru yang telah ditempatkan Allah di dalam kita. Kita tidak dimaksudkan untuk dilihat sebagai contoh yang sempurna dan bersinar terang dari Allah, tetapi untuk dilihat sebagai esensi kehidupan sehari-hari yang menunjukkan mukjizat anugerah-Nya.
Pekerjaan yang terasa rutin atau membosankan adalah ujian bagi sifat atau watak yang asli kita. Rintangan terbesar dalam kehidupan rohani kita ialah bahwa kita hanya mau mencari hal-hal yang besar untuk dikerjakan. Berbeda dengan Yesus yang "... mengambil sehelai kain lenan ... dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya ..." (Yohanes 13:3-5).
Ada waktu-waktu dalam kehidupan ketika kita sepertinya tidak menerima terang dari atas, tidak ada sesuatu yang menggetarkan secara rohani, tetapi hanya kerutinan harian dengan tugas-tugas biasa atau umum setiap hari. Rutinitas kehidupan tersebut sebenarnya cara Allah untuk menyelamatkan kita di antara saat-saat inspirasi yang datang dari Dia. Artinya, jangan selalu mengharapkan Allah memberi Anda saat-saat-Nya yang menggetarkan, tetapi belajarlah untuk menghayati saat-saat rutin kehidupan dan terasa membosankan dengan kuasa Allah.
Sulit bagi kita untuk melakukan "penambahan" yang disebutkan Petrus dalam nas di atas. Kita berkata bahwa kita tidak berharap Allah membawa kita ke surga melalui hamparan bunga yang indah menyenangkan, tetapi kita bertindak seolah-olah memang berharap demikian!
Saya harus menyadari bahwa ketaatan saya bahkan dalam hal-hal terkecil kehidupan, mengandung semua kemahakuasaan anugerah Allah di baliknya. Jika saya mau melakukan tugas kewajiban saya, bukan demi kewajiban itu sendiri, melainkan karena saya percaya bahwa Allah-lah yang merancang situasi saya, oleh karenanya pada titik ketaatan sayalah seluruh keagungan anugerah Allah menjadi milik saya melalui Penebusan yang mulia Salib Kristus.
Komentar
Posting Komentar