... dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi ( Luk 18:31 )
My Utmost (B. Indonesia)
... dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; — Lukas 18:31, 34
Renungan hari ini, panggilan Bapa (apa yang Dia maksudkan dan inginkan untuk kita ikut serta di dalamnya) tidak pernah dapat dipahami, kecuali secara batiniah. Bahkan, Oswald Chambers menyebutnya sebagai panggilan yang membingungkan. Namun, hal itu tidak membingungkan bagi orang-orang yang benar-benar percaya bahwa Bapa tahu akan hal yang diinginkan-Nya dari kita, Dia yang menjadikan kita sahabat-Nya untuk menggenapi maksud-Nya.
Panggilan Bapa yang Membingungkan
Bapa memanggil Yesus Kristus untuk mengalami hal yang tampaknya merupakan bencana dahsyat. Dan Yesus Kristus memanggil para murid-Nya untuk melihat Dia dibunuh, membawa mereka pada pengalaman yang menghancurkan hati. Hidup-Nya merupakan kegagalan mutlak dilihat dari setiap sudut pandang, kecuali sudut pandang Bapa.
Akan tetapi, hal yang tampaknya berupa kegagalan dan sudut pandang manusia justru merupakan kemenangan dan sudut pandang Bapa, karena maksud Bapa tidak pernah sama dengan maksud manusia.
Panggilan Bapa yang membingungkan ini juga datang dalam kehidupan kita. Panggilan Bapa tidak pernah dapat dipahami sepenuhnya atau dijelaskan secara lahiriah, tetapi hanya dapat dirasakan dan dipahami secara batiniah kita yang terdalam.
Tujuan panggilan Bapa kepada kita tidak dapat dinyatakan secara definit atau pasti, karena panggilan-Nya itu hanya untuk menjadi sahabat-Nya untuk menggenapi maksud-Nya sendiri.
Cara kita mengujinya ialah dengan benar-benar percaya bahwa Bapa tahu akan hal yang diinginkan-Nya. Segala sesuatu yang terjadi tidaklah terjadi secara kebetulan -- hal itu terjadi sepenuhnya oleh keputusan Bapa. Bapa berdaulat untuk melaksanakan maksud-Nya.
Jika ada dalam persekutuan dan kesatuan dengan Bapa dan menyadari bahwa Dia mengikutsertakan kita ke dalam maksud-Nya, maka kita tidak akan berjuang lagi untuk mengetahui maksud-Nya. Sementara kita bertumbuh dalam kehidupan Kristen, hal itu menjadi lebih "sederhana" bagi kita, dan kita tidak lagi dengan mudahnya berkata, "Mengapa Bapa mengizinkan hal ini atau hal itu terjadi?". Dan kita mulai melihat bahwa maksud Bapa yang sesungguhnya ada di balik segala sesuatu dalam kehidupan, dan Bapa secara Ilahi membentuk kita ke dalam kesatuan dengan maksud tersebut.
Seorang Kristen ialah seseorang yang memercayai pengetahuan dan hikmat Bapa, bukan memercayai kemampuannya/kecakapannya sendiri. Jika kita mempunyai maksud sendiri, hal itu merusak langkah sederhana dan tenang yang seharusnya menjadi ciri khas anak-anak Bapa.
Pada bagian penutup terdapat kalimat: Jika kita mempunyai maksud sendiri, hal itu merusak langkah sederhana dan tenang yang seharusnya menjadi ciri khas anak-anak Bapa. (Usulan saya, kata "tenang perlu mendapatkan imbuhan ke-an, sehingga kalimat itu berbunyi: Jika kita mempunyai maksud sendiri, hal itu merusak langkah sederhana dan ketenangan yang seharusnya menjadi ciri khas anak-anak Bapa).*
Note: dari renungan klasik Oswald Chambers, My utmost
Komentar
Posting Komentar