Bangkitlah Indonesia Sekarang Juga, Jangan Tunggu Vaksin

PERS RILIS dari Lapas Pondok Bambu

Bangkitlah Indonesia Sekarang Juga, Jangan Tunggu Vaksin
Oleh: Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)

Pak Jokowi telah menetapkan agar melonggarkan PSBB, dengan maksud agar bangsa ini secara bertahap mampu mengembalikan kegiatan sosial dan membangun perekonomian Indonesia pulih kembali.
Seperti yang kita saksikan seluruh dunia terpuruk.  Meski negara adidaya seperti Amerika pun menderita, bahkan  kasusnya terbanyak di dunia dan  kematiannya pun sangat banyak. Pergerakan ekonomi dan perdagangan terhenti. 
Di Eropa pun demikian juga  korbannya juga cukup banyak.
Apalagi khusus di negara  Italia sangat parah, boleh dikatakan  terbanyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk .

Saat ini  mereka semua mulai  menggeliat sadar mereka harus bangun dari ketakutan dan kekawatiran. Mereka harus bangun dari keterpurukan ini utk memulai kehidupannya lagi .

Namun Bill Gates mengatakan bahwa yang mampu  menghentikan wabah covid hanyalah vaksin corona. Dimana dia sangat yakin vaksin  unggulannya akan siap  18 bulan ke depan. Bill Gates juga menekankan kalau pun wabah corona ini berhenti, belum tentu kalian bisa kembali seperti dulu lagi (??) Mungkin dia mengacu ketika spanish flu 1918 selesai.  Terjadi  perubahan peradaban yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Anthony Fauci  mengatakan: awas kalau ada negara yang cepat-cepat membuka lockdown-nya pasti akan mengalami  perburukan  penularan coivid  dan wabah akan lebih dahsyat lagi.
Sedangkan WHO menyatakan  tidak akan pernah ada vaksin sebelum akhir 2021.

Dr David Nabarro seorang professor dari global health di Imperial College London dan sekarang sebagai special envoy WHO untuk covid 19, mengatakan bahwa : kemungkinan besar tidak akan pernah ada vaksin yang efektif untuk corona. Memang ada penyakit-penyakit yang tidak ditemukan vaksinnya, contohnya HIV AID, Dengue. Maka kita harus bisa hidup berdamai dengan corona.

Menurut saya andaikan vaksin dari Bill Gates dkk  benar siap kita harus ingat  ketika Eijkman melakukan  sequencing virus strain indonesia ternyata  karakter  virus kita berbeda dengan virus yang beredar di negara yang sedang getol mengadakan ujicoba  vaksin yang akan diproduksi besar-besaran untuk sedunia.

Kita harus hati-hati di sini., berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan vìrus yang ada di indonesia  maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif)

Kalau kita melihat negara China,  Wuhan telah kembali memulai kehidupan baru setelah Corona , dengan tanpa vaksin tapi menggunakan obat tradisional. China menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi corona dari awal, terus Lockdown  dan kemudian corona terhenti setelah itu ekonomi sudah mulai bangkit kembali.
Tidak perlu heran  karena  China negara dengan azas otoritarian. Maka dalam menghadapi emergency seperti wabah corona ini desicion making sangat efektif,  komunikasi searah sangat cepat tanpa kendala, sangat dibutuhkan.

Dan ini hampir tidak mngkin terjadi di negara-negara yang menganut azas demokrasi, yang selalu ada pro kontra sehingga suatu keputusan makan waktu lebih banyak .
China  dengan jelas menunjukkan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit tanpa vaksin dan mereka siap dengan gelombang kedua  dengan virus yang berbeda pula.
Bisa tuh.

Di samping itu kalau kita  mendengarkan   Bill Gates dkk   yang sudah investasikan dananya di dalam bisnis vaksin  dunia,  mau tidak mau  kita ya harus ikutin  maunya mereka  Maka  kita harus perpanjang PSBB,  diam saja di rumah.  Ekonomi kita  akan nungsep lebih dalam lagi  sampai  tahun 2021 berakhir ?  

Apakah itu yang kita pilih ? Menunggu vaksin yang belum tentu jadi dan belum tentu cocok .
Berpikirlah saudaraku setanah air.

Ingat pendapat lain dari seorang expert yang bernama Dr Nabarro yang tidak ada pretensi dalam bisnis vaksin mengatakan pendapat yang jujur seperti diatas, hidup berdamai dengan corona , tapi tetap waspada.

Kita harus berada di antara itu.
Kita harus mengukur diri kita sendiri dengan jujur ada di posisi mana kita berdiri ?
Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Tapi kita juga selamat dari corona.
Sudah cukup kita diam di rumah sudah cukup kita tidak bekerja normal tidak sekolah seperti biasanya.

Sampai kapan kita harus mulai ?

Pak Presiden sudah tiup peluit, memukul genderang untuk bergerak tapi semoga  aturan pemerintah tidak bertambah banyak. Misalnya, boleh naik kapal terbang tapi saratnya banyak  dan akhirnya yang bisa terbang sedikit. Dari segi ekonomi  tidak menguntungkan.
Kalau mau melonggarkan PSBB itu ya longgarkan saja aturan-aturan yang sudah ada. Jangan bikin aturan baru, lakukan dengan bertahap.
Misal KRL tidak boleh jalan tadinya , oke sekarang boleh tapi isinya jangan 100% dulu, mngkin mulai dar 50 % terus 70%  dulu dan seterusnya. Ini sudah betul.

Pergerakan warga adalah sumbu pergerakan ekonomi  setidaknya ekonomi rakyat yang harus nomer satu bangkit, kalau ekonomi rakyat bangkit pemerintah akan lebih ringan tugasnya dalam memenuhi social safety net-nya. Mungkin sudah tidak akan diperlukan lagi .
Kalau pergerakan  warga  dibatasi terus bagaimana ekonomi bisa hidup lagi? Yang harus diingat adalah pergerakan warga tidak menimbulkan penyebaran  corona lebih buruk.

Kita harus berjalan di antara pilar yang seimbang, pergerakan warga dengan cara yang sehat, hati-hati  harus pakai masker, jarak satu meter dengan lainnya,  dan tidak bersentuhan  dan cuci tangan .  Hidupkan lagi perilaku hidup bersih sehat. Ingat jangan terlalu takut penularan corona hanya lewat droplet (WHO), mestinya dengan masker  cuci tangan dan  berjarak sudah cukup.

Pihak pemerintah hendaknya menyediakan sarana swab test molecular base  made in Indonesia berdasar virus strain Indonesia  karena lebih valid.  BPPT sudah siap,  mudahkan rakyat menjangkaunya.

Siapkan pula primer untuk PCR di laboratorium, dengan basis virus strain Indonesia juga.

Siapkan RS yang sudah ada menjadi lebih baik lagi, tingkatkan  dan luaskan  penelitian terapi plasma yg dirintis oleh Eijkman. Jadikan sebagai standar prosedur resmi untuk  terapi penanganan corona di RS . Cukupkan ventilator  dan dokter-dokter sudah lebih berpengalaman selama ini.

Jadi rakyat tenang harus sehat, boleh sakit tapi kalau sakit tidak akan mati (bisa sembuh).
Artinya sewaktu-waktu PSBB lagi tidak susah, anggap dinamika kehidupan jangan jadi beban.
Ada pengertian umum agar kita lebih yakin untuk lebih berani: ( rakyat maupun petugas )

Bangsa kita  ini bangsa yang kuat menderita.
Bangsa kita  ini bangsa yang kaya  sinar matahari , corona takut sinar matahari.
Bangsa ini makan empon-empon, sejak lahir corona tidak suka empon-empon.
Bangsa ini disuntik vaksin BCG ketika masih kecil.

Ada penelitian di mana negara yang melaksanakan  imunisasi BCG sejak lama korban corona hanya 1/6 dibanding dengan negara yang tidak pernah vaksinasi BCG.
Maka tidak ada alasan kita menunggu lebih lama lagi.
Kalau ekonomi  menggeliat kita akan cepat hidup seperti dulu bahkan harus lebih baik dari dulu.

Bagaimana caranya Bangkit?
Kita butuh revolusi berpikir :
1. Pemerintah dan rakyat harus bersatu dalam satu komitmen bahwa kita harus memulihkan keadaan secepat kita bisa tanpa mengabaikan kesehatan.
2. Pemerintah dalam membuat kebijakan sebaiknya tidak  memperberat beban rakyat. Mereka sudah cukup menderita. Dan rakyat itu tulang punggung negara. Kalau rakyat lemah   ketahanan nasional juga lemah.
Saat ini sebagian dari mereka,  tidak punya uang tidak punya kerja.  Bahkan untuk keperluan makan . Sebagian dari mereka yang mampu membagikan makanannya untuk mereka yang tidak mampu.
Politicall will pemerintah untuk melindungi  rakyatnya langsung sangat penting untuk memperkuat  kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya.
3. Kalau rakyat percaya penuh dengan pemerintah maka saya yakin untuk bangkit sekarangpun kita bisa, di sana kita menang.
4.  Jangan takut! Hilangkan ketakutan, kecemasan yang tidak perlu terhadap corona. Apa yang ditakuti ? Kita bisa melalui dalam beberapa bulan ini dengan sangat lumayan.

Angka-angka laporan Kemenkes tidak menunjukkan pemburukan penularan  Hanya menunjukkan data kumulatif dari awal Maret 2020. Yang jelas  di dalam laporan harian itu yang berhasil disembuhkan semakin banyak dan yang meninggal  lebih sedikit .

Kata WHO penularannya  eksponensial tapi kalau kita lihat pada kasus pertama yang diumumkan presiden waktu itu (ada  dua org  perempuan). Setelah ditelusuri ODP-nya yang positif ketularan hanya dua org dari 80 orang . Padahal kebersamaan mereka tanpa masker cukup lama ruangan  itu.
Artinya hanya 2 dari 80 org tertular . Hitungan kasar penularannya hanya 2.5%.

Sekarang kita punya kira-kira 269 ribu odp , (di laporan harian Kemenkes)  kalau itu diperiksa semua maka kita akan punya gambaran seperti apa penularannya .
Jadi tidak perlu takut  tapi tetap " eling lan waspodo."

Eling itu ingat masih dalam masa pandemi, dan waspodo itu harus tetap mengikuti protocol PSBB yang dilonggarkan sesuai anjuran pemerintah.

Setelah kita yakin , eling lan waspodo,  ayo kita bangkit  untuk membangun kembali peradaban dengan menggerakkan kehidupan sosial  dan roda ekonomi.

Kata Xi Jinping, corona adalah perang. Bill Gates juga mengatakan  ini seperti perang dunia kedua .
Maka kita sekarang harus punya mindset perang -terhadap virus -terhadap ketakutan
-terhadap keterpurukan -terhadap kebingungan .

Ingat justru negara kita merdeka setelah perang dunia kedua.
Maka dalam peperangan ini  kita harus berani mengambil resiko untuk menang.

Ayo kita bangkit sekarang juga  bangsa Indonesia , gerakkan warga dengan cara yang sehat dan  aman,  untuk gerakan pembangunan ekonomi rakyat  yang mandiri. Kita harus  hidup yang lebih baik lagi.

Jakarta, 16 Mei 2020
Penjara Pondok Bambu

Komentar