SENANG MEMBERI, DISENANGI TUHAN

SENANG MEMBERI, DISENANGI TUHAN

Amsal 19:17 (TB)  Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. 
怜悯贫穷的,就是借给 耶和华;他的善行, 耶和华必偿还。

 Orang-orang yang tidak mempunyai uang sepeser pun bagi kaum miskin, namun tetap bisa berbelas kasihan kepada mereka, bisa peduli dan prihatin terhadap mereka dengan berlandaskan kasih.Sebaliknya jika orang membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padanya kepada orang miskin tetapi tidak mempunyai kasih ini di dalam hatinya, maka itu tidak ada faedahnya (1Kor. 13:3). Ayat ini menekankan,apa yang diberikan kepada orang miskin, atau diperbuat bagi mereka, Allah akan menghitungnya sebagai piutang kepada-Nya, piutang beserta bunganya (itulah yang diartikan oleh kata itu). Allah memandangnya dengan baik, seolah-olah itu diperbuat bagi Dia sendiri, dan Ia ingin agar kita mendapat penghiburan  seperti ini. 

Dengan perbuatan ini, Allah sungguh akan mengganjar dengan amat berlimpah: Dia akan membalasnya, dengan berkat-berkat di dunia ini maupun dengan berkat rohani dan kekal.

Seseorang pernah menuliskan pengalamannya tentang seorang penjual nasi uduk yang selalu laris. Kalau sudah di atas jam sembilan pagi, nasi uduk dagangannya sudah pasti habis. Kemudian orang tersebut bertanya kepada si penjual nasi uduk, "Kenapa nasi uduknya laris banget. Sepertinya orang selalu berebut untuk membelinya."
Sang penjual menjawab, "Awalnya saya berjualan selama seminggu. Namun dagangannya tidak laku sampai akhirnya saya bosan berjualan. Kemudian saya dinasihati oleh penjual bubur ayam, 'Kalau orang jualan itu harus sabar, karena akan dapat dua manfaat. Pertama, jika dagangannya habis dibeli orang bersyukurlah. Kedua, jika dagangan tidak habis, berikan saja kepada orang yang lewat atau yang membutuhkan."
Saya melakukan nasihat itu. Sejak itu dagangan saya selalu habis. Saya mulai berjualan pukul tujuh pagi dan pukul sembilan pagi sudah habis. Kalau jualan saya tidak laku, maka saya bagikan kepada orang-orang di sekitar saya.
Orang itu bertanya lagi, "Apa tidak takut rugi, Pak?"
Penjual nasi uduk itu menjawab, "Tidak, Mas. Saya malah bisa bersyukur bisa berbagi kepada sesama. Saya memberikan kasih kepada mereka. Sedangkan nasi uduk hanya wujud fisik saja dan saya percaya bahwa Tuhan pasti akan membayar setiap nasi uduk yang saya berikan kepada mereka."

Suatu kali ada seorang yang penuh kusta tersungkur di depan Yesus dan memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir."Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. 

---
Hidup Yesus, selalu memberi dan prtolongan kepada orang yang membutuhkan. Ia memberikan waktu-Nya, tenaga-Nya, pikiran-Nya, perkataan-Nya, hati-Nya dan juga kuasa-Nya bagi setiap orang yang membutuhkan. Melalui kehidupan Yesus itulah para murid belajar untuk berbagi dan melayani. 
Merupakan suatu kebahagiaan kalau kita bisa memberi kepada sesama. 

Berikanlah apa yang bisa kita berikan pada sesama. Bukankah kita mempunyai lebih dari sekadar nasi uduk untuk diberikan kepada sesama? Yakinlah bahwa Tuhan akan membayar setiap nasi uduk yang kita berikan kepada sesama kita. Mungkin tidak saat ini atau bukan kepada kita, tetapi bisa di lain waktu dan kepada anak cucu kita. Yang pasti, kebaikan dan belas kasih tulus yang kita berikan kepada orang yang membutuhkan, akan memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatan baik kita.

Komentar