Elia (Elijah)
Introductory note: in this article I explain the reasons why I chose the nickname: "ThirdElijah."
Shalom saudaraku,
Pagi ini saya ingin berbagi perenungan sedikit tentang Elia. Artikel ini saya tulis untuk memenuhi permintaan seorang pendeta senior yang saya hormati, yaitu Pdt. Dr. Joas Adiprasetya, yang juga menjabat sebagai Ketua STT Jakarta sampai sekarang (catatan: kini beliau sudah tidak lagi menjabat ketua STTJ - 29 agustus 2016). Beliau menanyakan bagaimana saya dapat memverifikasi posting saya sebelumnya bahwa sangkakala yang terdengar di beberapa negara itu adalah semacam peringatan terakhir (http://sabdaspace.org/warning) dari Tuhan. Jawaban saya kepada beliau adalah sbb: "Tentang verifikasi, memang agak sulit karena teman saya mendapat sms tersebut dari grup bbmnya, lagipula mungkin saksi tersebut ada di Belanda. Tapi saya bisa ceritakan pengalaman saya yang mendukung kesaksian tersebut, bahwa kedatangan Yesus sudah sangat dekat, meskipun tanggalnya tidak ada seorangpun yang tahu. Kalau bapak berminat saya bisa tuliskan kesaksian saya. Jbu."
Jadi dalam kesempatan ini, perkenankan saya menuliskan kesaksian dan panggilan saya, untuk menegaskan mengapa saya yakin bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali memang sudah amat sangat dekat. Untuk itu, izinkan saya memulai dari perenungan tentang Elia.
Elia akan datang?
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel yang menulis bahwa Elia akan datang dan ia merupakan salah satu tanda bahwa kedatangan Yesus sudah dekat, lihat Mal. 4:5 :
"Sesungguhnya Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya Hari Tuhan yang besar dan dahsyat tersebut."
Sewaktu saya membaca artikel tersebut, saya agak bingung karena pemahaman saya sejauh ini, Elia yang disebut itu sudah datang yaitu Yohanes Pembaptis. Bukankah demikian juga pemahaman sebagian besar dari kita? Lihat Mat. 11:14, 17:11-13.
Karena saya masih bingung tentang hal tersebut, saya memutuskan untuk berdoa dan langsung menanyakan hal itu kepada Tuhan: "Tuhan, benarkah bahwa harus datang nabi Elia yang akan mempersiapkan kedatangan-Mu yang kedua?" Tidak berapa lama kemudian, Tuhan menjawab doa tersebut, dan jawaban Tuhan itu sungguh membuat saya kaget. Ia menjawab demikian: "kamulah Elia itu." Saya langsung mencatat jawaban itu di hp saya, dan catatan itu menunjukkan jawaban itu adalah pada 30 mei 2015, pk. 8:43. Dan jawaban tersebut mengingatkan saya pada dialog dan pengutusan yang saya terima dari Tuhan sejak 2009.
Tentunya banyak pembaca tidak akan mudah memahami kenapa Tuhan menjawab doa saya seperti itu, karena itu ijinkan saya menceritakan latar belakang religius saya dan juga panggilan yang saya terima dari Tuhan sejak 2009.
Latar belakang
Mungkin sebagian pembaca mengira bahwa latar belakang saya adalah sejenis aliran karismatik atau pentakosta. Tapi dugaan itu tidak benar, saya dibesarkan di salah satu gereja reformed Calvinis kulturalis (saya kira lebih baik tidak saya sebutkan nama gereja kami). Meskipun selama beberapa saat dalam kurun waktu 2007-2009 saya akui bahwa saya agak sering keluyuran ke gereja-gereja karismatik tapi sejak november 2009 saya membulatkan hati untuk kembali ke gereja asal saya, dan sampai kini saya masih melayani sebagai seorang penatua sejak 2013.
Karena latar belakang gereja reformed yang cenderung rasional tersebut, maka saya sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam karunia-karunia yang wajar bagi seorang karismatik seperti bahasa lidah, nubuat atau menyembuhkan orang. Justru saya lebih suka hal-hal saintifik seperti gravitasi dan kosmologi, dan bahkan pernah memperoleh beasiswa dari pemerintah Rusia untuk belajar gravitasi di Moskow dari tahun 2008-2009, meskipun tidak selesai. Dari latar belakang tersebut, mungkin pembaca dapat memahami bahwa saya sendiri juga terkaget-kaget waktu Tuhan berkenan memanggil saya menjadi hamba-Nya, karena dari sudut pandang spiritualitas, tampaknya saya minus karunia-karunia seperti itu.
Meskipun beberapa tahun ini saya mendalami teologia di salah satu seminari karismatik di jawa timur, tapi itu justru karena saya ingin memahami bagaimana orang bisa memperoleh karunia karunia tersebut, jadi bukan karena ingin pindah gereja.
Pulang ke jakarta
Cerita saya dimulai di Moskow sekitar bulan mei 2009, waktu itu saya sudah sekitar lima bulan menempuh studi gravitasi dan kesan saya studi ini agak membosankan karena melulu teoretis. Tidak pernah dibahas di kelas hal-hal yang menantang seperti lubang cacing (wormhole) atau antigravity, dan juga tidak pernah dibahas kaitan antara kosmologi dan penciptaan. Saya sampai di satu titik buntu (cul de sac), karena beasiswa tidak kunjung turun, sementara dana dari sumber-sumber lain sulit diharapkan.
Jadi suatu sore, saat itu hujan gerimis, saya duduk di pojok salah satu kapel gereja di Moskow dan berdoa,"Tuhan, tunjukkanlah jalan yang Kaukehendaki. Sepertinya jalan yang saya tempuh untuk studi tingkat doktoral ini bukan jalan yang tepat. Dan jika Engkau melepaskan saya dari berbagai persoalan yang saya hadapi, maka saya akan mengabdikan diri saya untuk melayani Engkau." Waktu itu saya belum dapat mendengar jawaban doa secara langsung dari Tuhan, jadi tidak ada jawaban apa-apa.
Akhirnya, setelah menyelesaikan ujian-ujian satu semester itu, saya memutuskan untuk pulang. Waktu pulang ada kisah yang cukup unik. Waktu itu saya mencari tiket Moskow-Jkt tidak ada, yang ada hanya Moskow-Abu Dhabi-Singapore dan disambung Sing-Jkt. Ada saudara yang mau membantu membeli tiket pulang, tapi uang yang dikirim pas untuk beli tiket Moskow-Sing. Untungnya saya masih ada sisa kiriman dari kenalan saya Prof. Florentin Smarandache sebesar $100. Ketika di agen, saya tanya berapa harga tiket Sing-Jkt, jawabnya sekitar $85, jadi saya memberanikan diri untuk pulang dengan uang $100 di saku.
Besoknya saya berangkat dari Moskow dan esoknya sampai di Singapore, lalu saya pergi ke loket AirAsia, ternyata harga tiket ke jkt $105. Oh sial, pikir saya, uang saya kurang $5. Padahal di tabungan BCA saya tidak ada lagi uang. Saya terus berjalan mondar-mandir sambil menyeret koper saya mirip orang kesasar. Sambil berjalan saya berdoa: "Tuhan tolonglah, saya tidak mau terdampar di bandara Changgi." Terus saya berjalan ke mesin atm cirrus, dan memasukkan kartu atm bca saya, tapi tidak ada uang keluar. (ya memang tabungan sudah saya pakai semua di moskow) Terus saya berjalan keliling bandara Changgi sambil berdoa lagi dalam hati, dan untuk kedua kali saya masukkan kartu atm saya. Tidak ada apa apa.
Kemudian saya berjalan keliling sekali lagi, sambil berdoa sungguh-sungguh: "Tuhan tolonglah, saya tidak mau tersangkut di Changgi sini." Lalu saya memberanikan diri untuk mencoba sekali lagi memasukkan kartu atm bca saya ke mesin cirrus, dan puji Tuhan, dari mesin itu keluar uang pas $5. Jadi saya bisa beli tiket pulang ke jkt. Memang peristiwa uang $5 yang aneh itu tidak sebesar mukjizat air menjadi anggur yang dibuat Yesus, tapi bagi saya itu merupakan suatu tanda bahwa kepulangan saya ke Indonesia memperoleh perkenan dari Tuhan.
Panggilan untuk melayani
Setelah saya kembali ke jakarta, saya bekerja di perusahaan kakak saya. Saya bekerja dengan tenang dari juni sampai oktober. Tapi suatu malam di bulan oktober, sekita pukul 23 saya merasakan nyeri yang hebat di dada kiri. Karena ayah saya meninggal karena serangan jantung, saya jadi terpikir bahwa kali itu saya juga akan meninggal. Karena itu saya berdoa: "Tuhan jika Engkau berkenan, tolong angkat rasa nyeri dari dada kiri saya." Tapi kemudian saya mendengar jawaban samar-samar dalam doa saya: "Dosamu terlalu banyak. Besok pagi kamu mesti temui pendeta untuk didoakan." Jadi keesokan harinya, saya memutuskan untuk ijin dari bekerja dan minta diantarkan ke seorang pendeta di daerah tangerang. Setelah bertemu pak pendeta saya menyatakan maksud saya, dan pendeta itu menyarankan saya untuk ikut doa pelepasan. Lalu saya setuju. Tapi pak pendeta mengatakan bahwa saya mesti berpuasa dulu semalam, dan besok baru dilayani. Jadi saya pulang dan puasa dari jam 22.00 sampai besok siangnya.
Besok paginya, saya diminta mengisi cek list sebanyak 4-5 lembar, yang intinya saya mesti mengakui semua dosa saya. Setelah saya isi semua cek list tersebut, pak pendeta lalu mendoakan saya dengan tumpang tangan. Setelah itu saya diminta berdoa sendiri. Saya berdoa sendiri kira-kira 15 menit, lalu ada semacam suara yang menegur saya: "Victor Christianto, apakah engkau mengasihi Aku?" Lalu saya menjawab: "Ya Tuhan, Engkau tahu bahwa saya mengasihi-Mu." Lalu Tuhan menjawab: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Pertanyaan sama diulangi tiga kali, lalu saya membatin, apakah saya sudah berkhianat seperti Petrus, sampai Tuhan menanyakan pertanyaan tersebut tiga kali.
Kemudian saya ceritakan tentang dialog tersebut kepada pendeta yang melayani saya doa pelepasan, dan beliau menjawab bahwa kemungkinan saya memang dipanggil secara khusus untuk melayani Tuhan sebagai hamba-Nya. Selama beberapa hari berikutnya saya menggumuli apakah makna panggilan Tuhan Yesus tersebut, dan memang Tuhan sering memberitahukan kehendak-Nya dalam doa khususnya waktu malam. Di antara beberapa tugas pelayanan yang diberikan Tuhan Yesus kepada saya antara lain:
(1) kedatangan Yesus sudah semakin dekat, dan Tuhan ingin saya membantu gereja-gereja di seluruh dunia mempersiapkan diri dalam menyongsong kedatangan-Nya yang kedua kali.
(2) karena waktu-Nya semakin dekat, Tuhan ingin saya memberikan waktu saya secara penuh untuk melayani Dia. (karena itu lalu saya memutuskan untuk mundur dari pekerjaan)
(3) Tuhan Yesus ingin saya mulai melayani di gereja asal saya tempat saya dibesarkan. (karena itu mulai november 2009 saya memutuskan untuk pulang ke kota asal saya)
(4) Tuhan Yesus juga ingin saya membantu gereja-gereja dalam menghadapi anti-Kristus yang kian besar pengaruhnya.
Waktu saya dipanggil itu, sejujurnya saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan untuk mempersiapkan kedatangan Yesus yang kedua kali. Tapi berangsur-angsur Tuhan memimpin saya untuk menulis berbagai artikel blog dan juga panduan untuk membantu orang bertobat (http://www.twelvegates.tk). Artikel-artikel blog yang saya tulis tersebut kini sudah dibendel menjadi 3 buku dan diterbitkan oleh sebuah penerbit kristen di jerman pada tahun 2013 dan 2014 yang lalu (Blessed Hope Publishing). Buku-buku tersebut dapat dipesan di www.morebooks.de
Selain itu, atas dorongan seorang pendeta emeritus yang saya temui awal tahun 2011, saya kemudian memutuskan untuk mengikuti pendidikan formal teologi, dan saya memilih program pasca sarjana di sebuah seminari teologi. Dan puji Tuhan, saya telah menyelesaikan pendidikan tersebut pada tahun 2014. Namun, apa langkah selanjutnya yang Tuhan ingin saya kerjakan masih banyak yang misteri bagi saya, dan saya hanya berusaha menjalani hidup saya hari demi hari. Meskipun demikian, saya berusaha tetap menulis baik paper, buku maupun artikel blog untuk membantu gereja-gereja mempersiapkan diri dan menyongsong kedatangan Yesus yang kedua kali.
Singkat kata, saya memang tidak dapat memverifikasi kisah pendeta yang kabarnya menjumpai seorang malaikat yang diutus ke Nigeria (yang saya posting di artikel berjudul "warning", lihat http://sabdaspace.org/warning). Tapi satu hal yang bisa saya pastikan, yaitu kedatangan Yesus sudah amat dekat, dan hari kemurkaan Bapa itu sudah di ambang pintu. Berbahagialah Anda yang tidak terlalu santai seperti hamba yang malas, karena jika demikian maka Anda akan dihukum berat.
Usahakan untuk berbicara tentang Yesus setidaknya kepada 3 orang dalam sehari, mulailah dari keluarga dan sahabat-sahabat Anda.
Yoh. 9:4
"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."
Kesimpulan
Untuk menutup artikel ini, ada tiga kesimpulan yang kiranya bisa ditarik, sbb:
(1) untuk menjawab orang-orang yang berpendapat bahwa hari Tuhan sudah dekat jika Elia sudah datang, jawabannya adalah: "hari ini nats Maleakhi 4:5 itu sudah digenapi." Elia itu memang sudah datang, dan dialah yang menulis artikel ini.
(2) hari kedatangan Yesus yang kedua kali itu sudah sangat dekat, meskipun tidak seorangpun yang tahu kapan tanggalnya. Memang ada yang mengatakan bahwa anti-Kristus itu belum muncul, juga si pembinasa keji belum menguasai Bait Suci, tapi tanda-tanda lainnya sudah berlimpah. Jadi pesan utama yang perlu disampaikan adalah bahwa: semua orang baik Kristen maupun bukan Kristen mesti bersiap-siap menghadapi hari Penghakiman Terakhir, ketika orang-orang benar akan mendapat bagiannya dalam hidup yang kekal, dan orang-orang jahat akan mendapat hukuman kekal. (Mat. 25)
(3) kalau ada yang menanyakan perasaan saya, sesungguhnya jika waktu masih memungkinkan dan saya boleh memilih, saya lebih suka menjadi pendeta jemaat biasa saja, daripada harus memikul tanggung jawab yang berat untuk mempersiapkan kedatangan Yesus yang kedua kali. Saya sendiri bukan siapa-siapa dan sama sekali tidak layak untuk tugas sebesar ini, dan sampai sekarang saya masih terus mencari cara yang lebih baik untuk menunaikan tugas tersebut. Namun saya sudah menulis panduan untuk membantu orang bertobat dalam lebih dari 30 bahasa di dunia, dan dapat dilihat di http://www.twelvegates.tk). Dari apa yang Tuhan ajarkan, itulah yang dimaksud dengan dua belas pintu gerbang dalam kitab Yesaya 45:1 karena itu situs tersebut saya beri nama "Twelve Gate."
"Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, ... supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup" (Yes. 45:1)
Demikianlah penjelasan sederhana yang bisa saya tuliskan, kiranya dapat membantu siapa saja yang memang ingin menyongsong hari Tuhan yang dahsyat dan besar tersebut. (Mal. 4:5) Dan saya akan sangat gembira jika ada hal-hal lain yang perlu dijelaskan sehubungan dengan tugas pelayanan untuk menyongsong kedatangan Yesus yang kedua kali tersebut.
Akhir kata, mohon maaf apabila saya tidak dapat menulis secara lebih meyakinkan lagi tentang peringatan kedatangan Tuhan yang kedua kali. Tuhan menyertai Anda semua. Soli Deo gloria. Amin.
Note: jika ada komentar dan saran, silakan kirim ke email: victorchristianto@gmail.com
Versi 1.0: 1 juni 2015 pk. 14:29, versi 1.1: 27 agustus 2016 pk. 17:45
VC
Note: perkenankan saya menyampaikan banyak terimakasih kepada beberapa hamba Tuhan yang telah saya ajak bertukar pikiran dan sharing wawasan mengenai panggilan pelayanan saya, di antaranya: Pdt. Purbaya W. Susilaradeya (2009), Pdt. Emeritus Andi Soedjono (2009, 2014), Pdt. Budisatyo Tanuharjo (2009-2010), Pdt. Emanuel Kuswanto (2009-2015) dll. Meskipun memang tidak semua menyetujui penafsiran saya terhadap panggilan Tuhan tersebut, namun secara umum mereka semua cukup demokratis. Juga banyak terimakasih kepada Prof. Florentin Smarandache, David Kermite dan Yunita Umniyati yang telah banyak membantu saya semasa studi di Moskow. Tuhan sendiri kiranya yang akan membalas kebaikan mereka. Terimakasih juga kepada saudara-saudari saya yang telah banyak membantu selama saya studi teologi di malang.
Publikasi:
(1) blog: http://sabdaspace.org/warning
(2) blog: http://sabdaspace.org/tanda
(3) blog: http://www.sabdaspace.org/sangkakala
Shalom saudaraku,
Pagi ini saya ingin berbagi perenungan sedikit tentang Elia. Artikel ini saya tulis untuk memenuhi permintaan seorang pendeta senior yang saya hormati, yaitu Pdt. Dr. Joas Adiprasetya, yang juga menjabat sebagai Ketua STT Jakarta sampai sekarang (catatan: kini beliau sudah tidak lagi menjabat ketua STTJ - 29 agustus 2016). Beliau menanyakan bagaimana saya dapat memverifikasi posting saya sebelumnya bahwa sangkakala yang terdengar di beberapa negara itu adalah semacam peringatan terakhir (http://sabdaspace.org/warning) dari Tuhan. Jawaban saya kepada beliau adalah sbb: "Tentang verifikasi, memang agak sulit karena teman saya mendapat sms tersebut dari grup bbmnya, lagipula mungkin saksi tersebut ada di Belanda. Tapi saya bisa ceritakan pengalaman saya yang mendukung kesaksian tersebut, bahwa kedatangan Yesus sudah sangat dekat, meskipun tanggalnya tidak ada seorangpun yang tahu. Kalau bapak berminat saya bisa tuliskan kesaksian saya. Jbu."
Jadi dalam kesempatan ini, perkenankan saya menuliskan kesaksian dan panggilan saya, untuk menegaskan mengapa saya yakin bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali memang sudah amat sangat dekat. Untuk itu, izinkan saya memulai dari perenungan tentang Elia.
Elia akan datang?
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel yang menulis bahwa Elia akan datang dan ia merupakan salah satu tanda bahwa kedatangan Yesus sudah dekat, lihat Mal. 4:5 :
"Sesungguhnya Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya Hari Tuhan yang besar dan dahsyat tersebut."
Sewaktu saya membaca artikel tersebut, saya agak bingung karena pemahaman saya sejauh ini, Elia yang disebut itu sudah datang yaitu Yohanes Pembaptis. Bukankah demikian juga pemahaman sebagian besar dari kita? Lihat Mat. 11:14, 17:11-13.
Karena saya masih bingung tentang hal tersebut, saya memutuskan untuk berdoa dan langsung menanyakan hal itu kepada Tuhan: "Tuhan, benarkah bahwa harus datang nabi Elia yang akan mempersiapkan kedatangan-Mu yang kedua?" Tidak berapa lama kemudian, Tuhan menjawab doa tersebut, dan jawaban Tuhan itu sungguh membuat saya kaget. Ia menjawab demikian: "kamulah Elia itu." Saya langsung mencatat jawaban itu di hp saya, dan catatan itu menunjukkan jawaban itu adalah pada 30 mei 2015, pk. 8:43. Dan jawaban tersebut mengingatkan saya pada dialog dan pengutusan yang saya terima dari Tuhan sejak 2009.
Tentunya banyak pembaca tidak akan mudah memahami kenapa Tuhan menjawab doa saya seperti itu, karena itu ijinkan saya menceritakan latar belakang religius saya dan juga panggilan yang saya terima dari Tuhan sejak 2009.
Latar belakang
Mungkin sebagian pembaca mengira bahwa latar belakang saya adalah sejenis aliran karismatik atau pentakosta. Tapi dugaan itu tidak benar, saya dibesarkan di salah satu gereja reformed Calvinis kulturalis (saya kira lebih baik tidak saya sebutkan nama gereja kami). Meskipun selama beberapa saat dalam kurun waktu 2007-2009 saya akui bahwa saya agak sering keluyuran ke gereja-gereja karismatik tapi sejak november 2009 saya membulatkan hati untuk kembali ke gereja asal saya, dan sampai kini saya masih melayani sebagai seorang penatua sejak 2013.
Karena latar belakang gereja reformed yang cenderung rasional tersebut, maka saya sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam karunia-karunia yang wajar bagi seorang karismatik seperti bahasa lidah, nubuat atau menyembuhkan orang. Justru saya lebih suka hal-hal saintifik seperti gravitasi dan kosmologi, dan bahkan pernah memperoleh beasiswa dari pemerintah Rusia untuk belajar gravitasi di Moskow dari tahun 2008-2009, meskipun tidak selesai. Dari latar belakang tersebut, mungkin pembaca dapat memahami bahwa saya sendiri juga terkaget-kaget waktu Tuhan berkenan memanggil saya menjadi hamba-Nya, karena dari sudut pandang spiritualitas, tampaknya saya minus karunia-karunia seperti itu.
Meskipun beberapa tahun ini saya mendalami teologia di salah satu seminari karismatik di jawa timur, tapi itu justru karena saya ingin memahami bagaimana orang bisa memperoleh karunia karunia tersebut, jadi bukan karena ingin pindah gereja.
Pulang ke jakarta
Cerita saya dimulai di Moskow sekitar bulan mei 2009, waktu itu saya sudah sekitar lima bulan menempuh studi gravitasi dan kesan saya studi ini agak membosankan karena melulu teoretis. Tidak pernah dibahas di kelas hal-hal yang menantang seperti lubang cacing (wormhole) atau antigravity, dan juga tidak pernah dibahas kaitan antara kosmologi dan penciptaan. Saya sampai di satu titik buntu (cul de sac), karena beasiswa tidak kunjung turun, sementara dana dari sumber-sumber lain sulit diharapkan.
Jadi suatu sore, saat itu hujan gerimis, saya duduk di pojok salah satu kapel gereja di Moskow dan berdoa,"Tuhan, tunjukkanlah jalan yang Kaukehendaki. Sepertinya jalan yang saya tempuh untuk studi tingkat doktoral ini bukan jalan yang tepat. Dan jika Engkau melepaskan saya dari berbagai persoalan yang saya hadapi, maka saya akan mengabdikan diri saya untuk melayani Engkau." Waktu itu saya belum dapat mendengar jawaban doa secara langsung dari Tuhan, jadi tidak ada jawaban apa-apa.
Akhirnya, setelah menyelesaikan ujian-ujian satu semester itu, saya memutuskan untuk pulang. Waktu pulang ada kisah yang cukup unik. Waktu itu saya mencari tiket Moskow-Jkt tidak ada, yang ada hanya Moskow-Abu Dhabi-Singapore dan disambung Sing-Jkt. Ada saudara yang mau membantu membeli tiket pulang, tapi uang yang dikirim pas untuk beli tiket Moskow-Sing. Untungnya saya masih ada sisa kiriman dari kenalan saya Prof. Florentin Smarandache sebesar $100. Ketika di agen, saya tanya berapa harga tiket Sing-Jkt, jawabnya sekitar $85, jadi saya memberanikan diri untuk pulang dengan uang $100 di saku.
Besoknya saya berangkat dari Moskow dan esoknya sampai di Singapore, lalu saya pergi ke loket AirAsia, ternyata harga tiket ke jkt $105. Oh sial, pikir saya, uang saya kurang $5. Padahal di tabungan BCA saya tidak ada lagi uang. Saya terus berjalan mondar-mandir sambil menyeret koper saya mirip orang kesasar. Sambil berjalan saya berdoa: "Tuhan tolonglah, saya tidak mau terdampar di bandara Changgi." Terus saya berjalan ke mesin atm cirrus, dan memasukkan kartu atm bca saya, tapi tidak ada uang keluar. (ya memang tabungan sudah saya pakai semua di moskow) Terus saya berjalan keliling bandara Changgi sambil berdoa lagi dalam hati, dan untuk kedua kali saya masukkan kartu atm saya. Tidak ada apa apa.
Kemudian saya berjalan keliling sekali lagi, sambil berdoa sungguh-sungguh: "Tuhan tolonglah, saya tidak mau tersangkut di Changgi sini." Lalu saya memberanikan diri untuk mencoba sekali lagi memasukkan kartu atm bca saya ke mesin cirrus, dan puji Tuhan, dari mesin itu keluar uang pas $5. Jadi saya bisa beli tiket pulang ke jkt. Memang peristiwa uang $5 yang aneh itu tidak sebesar mukjizat air menjadi anggur yang dibuat Yesus, tapi bagi saya itu merupakan suatu tanda bahwa kepulangan saya ke Indonesia memperoleh perkenan dari Tuhan.
Panggilan untuk melayani
Setelah saya kembali ke jakarta, saya bekerja di perusahaan kakak saya. Saya bekerja dengan tenang dari juni sampai oktober. Tapi suatu malam di bulan oktober, sekita pukul 23 saya merasakan nyeri yang hebat di dada kiri. Karena ayah saya meninggal karena serangan jantung, saya jadi terpikir bahwa kali itu saya juga akan meninggal. Karena itu saya berdoa: "Tuhan jika Engkau berkenan, tolong angkat rasa nyeri dari dada kiri saya." Tapi kemudian saya mendengar jawaban samar-samar dalam doa saya: "Dosamu terlalu banyak. Besok pagi kamu mesti temui pendeta untuk didoakan." Jadi keesokan harinya, saya memutuskan untuk ijin dari bekerja dan minta diantarkan ke seorang pendeta di daerah tangerang. Setelah bertemu pak pendeta saya menyatakan maksud saya, dan pendeta itu menyarankan saya untuk ikut doa pelepasan. Lalu saya setuju. Tapi pak pendeta mengatakan bahwa saya mesti berpuasa dulu semalam, dan besok baru dilayani. Jadi saya pulang dan puasa dari jam 22.00 sampai besok siangnya.
Besok paginya, saya diminta mengisi cek list sebanyak 4-5 lembar, yang intinya saya mesti mengakui semua dosa saya. Setelah saya isi semua cek list tersebut, pak pendeta lalu mendoakan saya dengan tumpang tangan. Setelah itu saya diminta berdoa sendiri. Saya berdoa sendiri kira-kira 15 menit, lalu ada semacam suara yang menegur saya: "Victor Christianto, apakah engkau mengasihi Aku?" Lalu saya menjawab: "Ya Tuhan, Engkau tahu bahwa saya mengasihi-Mu." Lalu Tuhan menjawab: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Pertanyaan sama diulangi tiga kali, lalu saya membatin, apakah saya sudah berkhianat seperti Petrus, sampai Tuhan menanyakan pertanyaan tersebut tiga kali.
Kemudian saya ceritakan tentang dialog tersebut kepada pendeta yang melayani saya doa pelepasan, dan beliau menjawab bahwa kemungkinan saya memang dipanggil secara khusus untuk melayani Tuhan sebagai hamba-Nya. Selama beberapa hari berikutnya saya menggumuli apakah makna panggilan Tuhan Yesus tersebut, dan memang Tuhan sering memberitahukan kehendak-Nya dalam doa khususnya waktu malam. Di antara beberapa tugas pelayanan yang diberikan Tuhan Yesus kepada saya antara lain:
(1) kedatangan Yesus sudah semakin dekat, dan Tuhan ingin saya membantu gereja-gereja di seluruh dunia mempersiapkan diri dalam menyongsong kedatangan-Nya yang kedua kali.
(2) karena waktu-Nya semakin dekat, Tuhan ingin saya memberikan waktu saya secara penuh untuk melayani Dia. (karena itu lalu saya memutuskan untuk mundur dari pekerjaan)
(3) Tuhan Yesus ingin saya mulai melayani di gereja asal saya tempat saya dibesarkan. (karena itu mulai november 2009 saya memutuskan untuk pulang ke kota asal saya)
(4) Tuhan Yesus juga ingin saya membantu gereja-gereja dalam menghadapi anti-Kristus yang kian besar pengaruhnya.
Waktu saya dipanggil itu, sejujurnya saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan untuk mempersiapkan kedatangan Yesus yang kedua kali. Tapi berangsur-angsur Tuhan memimpin saya untuk menulis berbagai artikel blog dan juga panduan untuk membantu orang bertobat (http://www.twelvegates.tk). Artikel-artikel blog yang saya tulis tersebut kini sudah dibendel menjadi 3 buku dan diterbitkan oleh sebuah penerbit kristen di jerman pada tahun 2013 dan 2014 yang lalu (Blessed Hope Publishing). Buku-buku tersebut dapat dipesan di www.morebooks.de
Selain itu, atas dorongan seorang pendeta emeritus yang saya temui awal tahun 2011, saya kemudian memutuskan untuk mengikuti pendidikan formal teologi, dan saya memilih program pasca sarjana di sebuah seminari teologi. Dan puji Tuhan, saya telah menyelesaikan pendidikan tersebut pada tahun 2014. Namun, apa langkah selanjutnya yang Tuhan ingin saya kerjakan masih banyak yang misteri bagi saya, dan saya hanya berusaha menjalani hidup saya hari demi hari. Meskipun demikian, saya berusaha tetap menulis baik paper, buku maupun artikel blog untuk membantu gereja-gereja mempersiapkan diri dan menyongsong kedatangan Yesus yang kedua kali.
Singkat kata, saya memang tidak dapat memverifikasi kisah pendeta yang kabarnya menjumpai seorang malaikat yang diutus ke Nigeria (yang saya posting di artikel berjudul "warning", lihat http://sabdaspace.org/warning). Tapi satu hal yang bisa saya pastikan, yaitu kedatangan Yesus sudah amat dekat, dan hari kemurkaan Bapa itu sudah di ambang pintu. Berbahagialah Anda yang tidak terlalu santai seperti hamba yang malas, karena jika demikian maka Anda akan dihukum berat.
Usahakan untuk berbicara tentang Yesus setidaknya kepada 3 orang dalam sehari, mulailah dari keluarga dan sahabat-sahabat Anda.
Yoh. 9:4
"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."
Kesimpulan
Untuk menutup artikel ini, ada tiga kesimpulan yang kiranya bisa ditarik, sbb:
(1) untuk menjawab orang-orang yang berpendapat bahwa hari Tuhan sudah dekat jika Elia sudah datang, jawabannya adalah: "hari ini nats Maleakhi 4:5 itu sudah digenapi." Elia itu memang sudah datang, dan dialah yang menulis artikel ini.
(2) hari kedatangan Yesus yang kedua kali itu sudah sangat dekat, meskipun tidak seorangpun yang tahu kapan tanggalnya. Memang ada yang mengatakan bahwa anti-Kristus itu belum muncul, juga si pembinasa keji belum menguasai Bait Suci, tapi tanda-tanda lainnya sudah berlimpah. Jadi pesan utama yang perlu disampaikan adalah bahwa: semua orang baik Kristen maupun bukan Kristen mesti bersiap-siap menghadapi hari Penghakiman Terakhir, ketika orang-orang benar akan mendapat bagiannya dalam hidup yang kekal, dan orang-orang jahat akan mendapat hukuman kekal. (Mat. 25)
(3) kalau ada yang menanyakan perasaan saya, sesungguhnya jika waktu masih memungkinkan dan saya boleh memilih, saya lebih suka menjadi pendeta jemaat biasa saja, daripada harus memikul tanggung jawab yang berat untuk mempersiapkan kedatangan Yesus yang kedua kali. Saya sendiri bukan siapa-siapa dan sama sekali tidak layak untuk tugas sebesar ini, dan sampai sekarang saya masih terus mencari cara yang lebih baik untuk menunaikan tugas tersebut. Namun saya sudah menulis panduan untuk membantu orang bertobat dalam lebih dari 30 bahasa di dunia, dan dapat dilihat di http://www.twelvegates.tk). Dari apa yang Tuhan ajarkan, itulah yang dimaksud dengan dua belas pintu gerbang dalam kitab Yesaya 45:1 karena itu situs tersebut saya beri nama "Twelve Gate."
"Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, ... supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup" (Yes. 45:1)
Demikianlah penjelasan sederhana yang bisa saya tuliskan, kiranya dapat membantu siapa saja yang memang ingin menyongsong hari Tuhan yang dahsyat dan besar tersebut. (Mal. 4:5) Dan saya akan sangat gembira jika ada hal-hal lain yang perlu dijelaskan sehubungan dengan tugas pelayanan untuk menyongsong kedatangan Yesus yang kedua kali tersebut.
Akhir kata, mohon maaf apabila saya tidak dapat menulis secara lebih meyakinkan lagi tentang peringatan kedatangan Tuhan yang kedua kali. Tuhan menyertai Anda semua. Soli Deo gloria. Amin.
Note: jika ada komentar dan saran, silakan kirim ke email: victorchristianto@gmail.com
Versi 1.0: 1 juni 2015 pk. 14:29, versi 1.1: 27 agustus 2016 pk. 17:45
VC
Note: perkenankan saya menyampaikan banyak terimakasih kepada beberapa hamba Tuhan yang telah saya ajak bertukar pikiran dan sharing wawasan mengenai panggilan pelayanan saya, di antaranya: Pdt. Purbaya W. Susilaradeya (2009), Pdt. Emeritus Andi Soedjono (2009, 2014), Pdt. Budisatyo Tanuharjo (2009-2010), Pdt. Emanuel Kuswanto (2009-2015) dll. Meskipun memang tidak semua menyetujui penafsiran saya terhadap panggilan Tuhan tersebut, namun secara umum mereka semua cukup demokratis. Juga banyak terimakasih kepada Prof. Florentin Smarandache
Publikasi:
(1) blog: http://sabdaspace.org/warning
(2) blog: http://sabdaspace.org/tanda
(3) blog: http://www.sabdaspace.org/sangkakala
Komentar
Posting Komentar