Memang benar: mata adalah pelita hati.

Memang benar: mata adalah pelita hati.

Dear pembaca,

Sebuah pemukiman kota Washington, tinggallah sekelompok warga yang berprofesi sebagai pelukis.

Salah seorang dari mereka adalah pelukis wanita penderita kanker paru-paru. Dokter menganjurkannya terus menumbuhkan semangat dalam dirinya agar segera sembuh dari penyakitnya.

Wanita itu terus menerus memikirkan penyakitnya dan kehilangan keyakinan. Bahkan ia mengatakan bahwa ketika daun-daun halaman rumahnya gugur, saat itulah dia akan mati.

Suatu hari terjadilah badai yang membuat daun-daun jatuh berguguran. Seorang tetangganya melukis badai itu dengan indah dan menghadiahkan kepadanya.

Wanita itu terkagum-kagum dengan lukisannya yang menggambarkan sebuah pohon mempertahankan satu helai daunnya ditengah badai yang menerpa.

Saat dia membuka jendela, wanita itu terkejut karena apa yang dilihatnya sama persis dengan apa yang ada di lukisan itu.

Akhirnya ia sadar bahwa sikapnya selama ini keliru. Dia selalu pesimis dengan keadaannya sedangkan pohon dengan satu helai daun itu saja memiliki kekuatan untuk bertahan dan memiliki pengharapan untuk bertahan hidup.

Wanita itu pun kemudian berjuang melawan penyakitnya. Lambat laun kesehatannya mulai membaik dan dinyatakan sembuh total.

Demikianlah, dalam kehidupan kita pun sering memiliki harapan. Namun di saat bersamaan, keinginan dan harapan hilang begitu saja karena pikiran negatif dalam diri kita. 

Saat itulah semangat kita pun mulai kendor. Jika keadaan ini dibiarkan terus menerus maka kita tidak akan mendapatkan hasil apa-apa. Tapi justru sebaliknya, kita akan kehilangan kesempatan untuk meraih keberhasilan yang kita inginkan.

selamat pagi..
semangat

*dari seorang sahabat di jawa timur

Komentar