Mengapa kita sering gagal dalam mengikut Tuhan?
My Utmost (B. Indonesia)
"Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi ..." — Lukas 9:61
Mengapa kita sering gagal dalam mengikut Tuhan? Renungan hari ini menegaskan karena kita belum sampai pada penyerahan total dan akal sehat kita setiap kali mengadang dan "ber-tetapi". Yesus justru menuntut kita untuk mempertaruhkan segalanya yang kita genggam atau kita percayai melalui akal sehat, dan mengambil langkah iman untuk ikut firman-Nya. Di sanalah kita baru akan mendapati kenyataan mengagumkan bahwa firman-Nya sungguh benar.
Ya Tuhan, ... Tetapi ...!
Seandainya Allah menyuruh Anda berbuat sesuatu yang merupakan ujian besar dan bertolak belakang dengan akal sehat Anda, apakah yang akan Anda lakukan? Menahan diri?
Jika Anda menjadi terbiasa melakukan sesuatu dalam hal jasmani, Anda akan melakukannya setiap kali sampai Anda mematahkan kebiasaan itu melalui tekad bulat. Hal serupa berlaku secara rohani. Berulang kali Anda ingin sampai pada apa yang Yesus inginkan, tetapi setiap kali Anda gagal, kembali ke titik awal keberadaan Anda, sampai Anda menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah.
Masalahnya kita cenderung berkilah, "Ya, tetapi -- misalkan aku mematuhi Allah dalam hal ini, bagaimana dengan ...? "Atau kita berkata, "Ya, aku akan mematuhi Allah jika yang diminta-Nya tidak bertentangan dengan akal sehatku, tetapi jangan minta aku melangkah dalam gelap".
Yesus Kristus menuntut semangat dan keberanian yang tak bersyarat pada orang yang menaruh iman percayanya pada Dia. Seperti halnya juga ditunjukkan orang-orang pada umumnya, jika ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat dan menyenangkan, adakalanya dia harus mempertaruhkan segala sesuatu termasuk kalau perlu "melompat dalam gelap". Dalam alam rohani, Yesus Kristus menuntut Anda mempertaruhkan segala sesuatu yang Anda genggam atau percayai melalui akal sehat, dan mengambil langkah iman untuk mengikuti firman-Nya. Sekali Anda patuh, Anda akan mendapati bahwa firman-Nya sungguh benar.
Dari segi akal sehat, pernyataan-pernyataan Yesus Kristus mungkin tampak mustahil, tetapi bila Anda mengujinya dalam "kemurnian imanmu (1 Petrus 1:7), temuan Anda akan memenuhi roh Anda dengan kenyataan yang mengagumkan bahwa perkataan-perkataan Tuhan sungguh benar. Percayalah diri Anda sepenuhnya kepada Allah, dan bila Dia membawa Anda kepada suatu kesempatan penjelajahan (rohani) baru, yang diberikan kepada Anda, pastikanlah bahwa Anda menerimanya.
Bertindaklah berani, walaupun sendirian di tengah-tengah orang banyak, tetap maju mempertaruhkan imannya pada sifat Allah.
Komentar
Posting Komentar