BERIBADAH ADALAH BATU PENGGILINGAN

BERIBADAH ADALAH BATU PENGGILINGAN

Shalom aleikhem, 
Daniel 6:16 adalah perkataan Raja Darius tentang siapakah Daniel ini.  Ia berkata dalam Bahasa Aram Ketika Daniel dilempar ke dalam goa singa
ʾedayin malkā ʾamar wəhayyitîw lədāniyyēl ûrəmûhî ləgôb ʾaryāwātā. ʿănē malkā wəʾāmar lədāniyyēl: ʾĕlāhāḵ dî-ʾant p̄āleḥ lēh biddîrāʾ hûʾ yəšēzəvinnāḵ.
"Maka raja memberi perintah, lalu mereka membawa Daniel dan melemparkan dia ke dalam gua singa-singa. Raja berkata kepada Daniel: 'Tuhanmu, yang senantiasa engkau sembah dengan tetap, Dialah yang akan melepaskan engkau.'"
(Daniel 6:16 KJV tetapi  dalam TB Daniel 6:21- ada perbedaan penomoran. TB memakai penomoran Septuaginta). 


Raja Darius tahu betapa tekunnya Daniel beribadah kepada Tuhan. Kata "beribadah/ menyembah" dalam Bahasa Aram ditulis palakh. Arti utamanya adalah menyembah kepada yang berkuasa (Tuhan). 
Dalam bahasa Aram targumik, kata ini bisa menunjuk kepada aktivitas "menggiling dengan batu kilangan" (millstone).  Tetapi dalam bahasa Aramaik Kristen, palakḥ tetap dipakai baik untuk "melayani/menyembah" maupun "mengiris/mengolah" (misalnya gandum dengan batu kilangan). Sehingga palakh mempunyai dua makna yaitu menyembah, melayani Tuhan/dewa dan  menggiling, mengolah dengan batu kilangan (millstone).

Secara abstrak: Daniel tekun menyembah. Secara konkret: Daniel seperti orang yang digiling  habis-habisan demi Tuhannya.
Kefanatikan Daniel bukan buta, tapi totalitas pengabdian. Raja Darius kagum bukan hanya karena Daniel taat, tapi karena Daniel membiarkan dirinya "hancur" dalam ibadah. Ibadah di sini bukan formalitas, melainkan pengorbanan hidup—seperti biji gandum yang digiling sampai menjadi roti. Ibadah Daniel dipandang seperti penggilingan diri demi Tuhannya.
Batu kilangan (upper stone) berputar melingkar di atas batu dasar. Gerakan ini menciptakan lingkaran kecil (bor) yang berulang-ulang. Jadi palakh bukan hanya "menggiling" secara acak, tapi aktivitas melingkar, konsisten, tak pernah berhenti. Inilah rutinitas dan ketekunan Daniel dalam beribadah. Daniel telah menjadi satu dengan Tuhan (davak = intim) seperti kata Injil Yohanes Dia di dalam aku dan aku di dalam Dia. 
Dalam Roma 12:1 Paulus menyuruh mempersembahkan tubuh terus menerus (dengan tekun, digerus dalam batu penggilingan) supaya menjadi kurban (roti) yang hidup dan yang bekenan kepada Tuhan.

Ibadah adalah pengolahan hidup sehingga hidup ini menjadi berkat bagi orang lain. Ibadah tidak menjadikan orang sombong, tetapi rendah hati. Orang Farisi sombong dengan ibadahnya, sebab ia tidak menaruh millstone dalam ibadahnya. Biarkan diri kita digerus dalam ibadah millstone sampai hancur dan menjadi roti sajian, sehingga menjadi berkat bagi yang lain.*

*note: meneruskan dari permenungan seorang sahabat (26th Sept 2025) 



Komentar

Postingan Populer