LEBIH RENDAH DARI SEORANG BUDAK
LEBIH RENDAH DARI SEORANG BUDAK
Shalom aleikhem,
Yohanes 1:27 ho opisō mou erchomenos, hou ouk eimi egō axios hina lysō autou ton himanta tou hypodēmatos.
"Dia yang datang sesudah aku, aku tidak layak untuk melepaskan tali kasut-Nya."
Ini ucapan Yohanes Pembabtis Ketika melihat Yesus Kristus. Dalam Literatur rabinik (mis. Mekhilta de-Rabbi Ishmel, Ketubot 96a- Lauterbach, Jacob Z) "melepaskan kasut" adalah tugas seorang budak bagi tuannya. Para guru Yahudi berpendapat bahwa seorang murid harus melayani gurunya dalam banyak hal, tetapi tidak untuk melepaskan kasut, sebab ini dianggap terlalu rendah, hanya pantas bagi seorang budak. Jadi Yohanes mengatakan untuk pelayanan sebagai seorang budak saja aku tidak layak di hadapan Mesias. Yohanes mengatakan bahwa dirinya lebih rendah dari murid bahkan dari budak.
Budak dalam Bahasa Yunani disebut doulos (budak belian), lalu pekerjaan apa yang lebih rendah dari seorang budak (doulos)? Huperetes seringkali dianggap lebih rendah daripada seorang budak. Huperetes artinya pendayung tingkat bawah di kapal. Ketika kapal berlayar, maka terdapat ratusan para pendayung di bawah geladak untuk mendayung perahu, ia tidak terlihat oleh siapapun, tugasnya hanya mendayung saja. Tidak ada pujian, kehormatan atau apapun, ia hanya tunduk dan mendayung, supaya kapal itu tetap berjalan. Yang kedua adalah andrapodon yang artinya kaki manusia. Ini adalah budak hasil rampasan perang. Adrapodon tidak dianggap manusia, hanya setingkat barang rampasan. Mungkin Yohanes menyebut dirinya sebagai huperetes atau andropodon.
Injil Yohanes menyebut "aku tidak layak" dengan kata "axios (layak), sedangkan Markus dan Lukas memakai kata hikanos (cukup). Jadi Yohanes mengatakan secara kedudukan aku tidak sebanding dengan seorang budak (axios), demikian juga secara kamampuan, aku tidak memiliki kecakapan yang cukup untuk melakukan tugas seorang budak (hikanos). Yohanes sangat memahami siapa dirinya dan siapa Yesus Kristus.
Dalam teks Aram ditulis "la sawa" (tidak layak), Yohanes menegaskan bahwa baik secara status apapun, ia tidak layak menjadi seorang budaknya Mesias.
Dalam Yohanes 13:3-5 Yesus melakukan sesuatu yang tidak terpikirkan. Ia bangun melepaskan kasut para murid dan membasuhnya. Yesus telah mengambil posisi yang lebih rendah dari seorang budak, padahal Ia adalah Rabbi dan Guru (Yoh. 13:13) dan Yesus menyuruh para murid-Nya melakukan hal demikian. Yesus mengubah simbol kerendahan hati menjadi simbol mengasihi. Anak manusia datang untuk melayani.
Yesus mengajarkan kepada kita agar mengambil kedudukan bukan hanya sebagai seorang budak, tetapi lebih rendah dari seorang budak. Dapatkah kita melakukan demikian, atau kita merasa lebih berjasa daripada Yohanes? *
*note: meneruskan dari permenungan seorang sahabat (26 Sept 2025)
Komentar
Posting Komentar