Memegang teguh iman dan pengharapan di tengah pergumulan pelayanan....

Memegang teguh iman dan pengharapan di tengah pergumulan pelayanan....

Panggilan Agung di Tengah Keterbatasan Insani

Kepada Para Hamba Tuhan yang Terkasih,

Sering kali, ketika kita menanggapi panggilan Ilahi untuk melayani, kita membayangkan sebuah perjalanan yang penuh dengan mukjizat yang nyata, panen jiwa yang berlimpah, dan pengakuan yang tulus. Namun, realitas pelayanan sering kali membawa kita pada jalur yang jauh lebih berliku dan penuh tantangan. Tulisan ini ditujukan kepada Anda yang saat ini sedang bergumul, yang bahunya terasa berat menanggung beban jemaat, keluarga, atau bahkan diri sendiri, ketahuilah: Anda tidak sendirian.

Pergumulan itu adalah bagian yang tak terhindarkan. Masalah dalam keluarga—suami/istri yang tidak sejalan, anak-anak yang memberontak, atau kesepian yang menusuk—bisa menjadi batu sandungan yang menyakitkan. Sementara itu, di medan pelayanan, Anda mungkin menghadapi penolakan, kritik yang tak berdasar, kejenuhan, atau bahkan pengkhianatan dari orang yang Anda layani. Di tengah semua itu, hati kecil Anda mungkin berbisik, "Apakah Tuhan masih bersamaku? Apakah semua ini sia-sia?"


Drama Tiga Babak Kehidupan: Mengapa Babak Kedua Terasa Berat?

Anda teringat sebuah pepatah yang indah namun menyentak: "Hidup ini bagaikan drama 3 babak, yang babak keduanya ditulis dengan buruk."

  1. Babak Pertama: Panggilan yang Penuh Gairah. Ini adalah saat Anda pertama kali mendengar panggilan Tuhan. Ada kepastian yang membara, visi yang jelas, dan kekuatan yang seolah tak terbatas. Ini adalah masa di mana Anda "lahir baru" dalam pelayanan, penuh semangat.

  2. Babak Kedua: Proses yang Menempa (Babak yang "Ditulis Buruk"). Inilah inti dari perjuangan. Ini adalah babak yang penuh dengan konflik, kejutan yang tidak menyenangkan, karakter yang tidak terduga, dan plot twist yang membuat kita ingin menutup buku. Dalam pelayanan, ini adalah masa ketika rutinitas mulai terasa membosankan, dana menipis, konflik muncul, dan kelemahan diri terkuak. Keterbatasan waktu untuk keluarga, tekanan untuk tampil "sempurna," dan godaan untuk membandingkan diri dengan yang lain, semuanya berpadu menciptakan tekanan yang luar biasa.

  3. Babak Ketiga: Kemenangan dan Penyelesaian. Babak ini adalah tentang penggenapan janji dan penuaian, ketika kita melihat bahwa setiap kesulitan di babak kedua ternyata adalah alat tempa yang menghasilkan karakter Kristus.

Mengapa babak kedua seringkali terasa "ditulis dengan buruk"? Karena di sinilah iman diuji, karakter dibentuk, dan kebergantungan kita kepada Tuhan ditempatkan pada ujian yang paling berat. Kita dipaksa untuk mengakui bahwa pelayanan ini, pertama-tama dan utamanya, adalah milik Kristus, bukan milik kita. Kesulitan-kesulitan tersebut bukanlah tanda kegagalan, melainkan tanda bahwa Anda sedang dalam proses pembentukan Sang Sutradara Agung.

Ingatlah, Tuhan tidak memanggil orang yang sudah sempurna, tetapi Dia menyempurnakan orang yang Dia panggil melalui proses pelayanan itu sendiri.


⚓ Jangkar yang Tak Tergoyahkan: Janji Penyertaan Kristus

Ketika gelombang pergumulan menerpa, satu-satunya jangkar yang dapat menahan bahtera pelayanan dan hidup Anda adalah janji Kristus sendiri. Janji yang Dia berikan setelah menyerahkan Amanat Agung, bukan hanya kepada murid-murid perdana, tetapi juga kepada Anda, hari ini:

"...dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20, TB)

Kata kuncinya adalah "Aku menyertai kamu senantiasa." Ini bukan janji penyertaan yang bersyarat, yang berlaku hanya ketika pelayanan Anda sukses atau keluarga Anda harmonis. Ini adalah penyertaan yang:

  • Tegas: "Ketahuilah"—sebuah penekanan, sebuah jaminan.

  • Abadi: "Senantiasa"—setiap hari, setiap saat, bahkan di saat paling gelap.

  • Mencakup Keseluruhan: "Sampai kepada akhir zaman"—tidak ada titik di masa depan Anda di mana janji ini kedaluwarsa.

Penyertaan Kristus berarti Anda tidak perlu berpura-pura kuat ketika Anda merasa lemah. Anda tidak perlu menyembunyikan kerentanan Anda di balik jubah kerohanian. Dia tahu kesulitan dalam rumah tangga Anda, rasa sakit karena ditolak, dan kelelahan yang membebani jiwa Anda. Kehadiran-Nya adalah Roh Kudus yang tinggal di dalam Anda, yang memampukan Anda untuk terus melangkah meskipun dengan langkah yang gontai.

Penyertaan-Nya adalah sumber kekuatan ganda:

  1. Kekuatan untuk Melayani: Dia menyertai Anda dalam tugas perintisan, penggembalaan, dan pengajaran. Kuasa-Nya bekerja sempurna dalam kelemahan Anda (2 Korintus 12:9).

  2. Kekuatan untuk Hidup: Dia menyertai Anda dalam peran Anda sebagai suami/istri, ayah/ibu, atau anak. Dia memahami prioritas dan tekanan keseimbangan antara panggilan publik dan tanggung jawab pribadi. Berikanlah waktu untuk memelihara relasi dengan keluarga sebagaimana Anda memelihara relasi dengan jemaat. Carilah hikmat-Nya untuk menata peran tersebut.


💡 Tiga Langkah Menemukan Pengharapan di Babak Kedua yang Sulit

1. Berhenti Memandang Manusia, Mulailah Memandang Kristus (Kolose 3:23)

Kekecewaan sering muncul karena kita melayani dengan mengharapkan penghargaan dari manusia. Alihkan fokus Anda. Lakukanlah segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Ketika Anda melayani karena Kristus, bahkan saat hasil yang terlihat kecil atau pujian tak datang, jerih payah Anda di dalam Tuhan tidak akan pernah sia-sia (1 Korintus 15:58).

2. Terima Proses Pembentukan, Bukan Hanya Hasil (Roma 5:3-5)

Babak kedua yang "ditulis buruk" menghasilkan ketekunan, karakter yang teruji, dan pengharapan yang tidak mengecewakan. Biarkan Tuhan menggunakan kesulitan keluarga dan pelayanan untuk mengikis ego Anda, mengajarkan kerendahan hati, dan membawa Anda pada ketergantungan yang lebih dalam. Rangkul proses pembentukan ini sebagai kasih karunia yang memurnikan.

3. Latih Diri dalam Istirahat dan Keterbukaan

Pelayanan yang berkelanjutan membutuhkan istirahat. Istirahat yang sejati bukan hanya tidak melakukan apa-apa, tetapi kembali kepada Sumber. Luangkan waktu khusus untuk berdiam diri bersama Yesus. Selain itu, bukalah diri kepada seorang mentor, rekan tepercaya, atau bahkan konselor. Anda adalah hamba Tuhan, tetapi Anda tetaplah manusia yang butuh dukungan. Kerentanan adalah kekuatan, bukan kelemahan.


Penutup: Yakinlah, Akhir Kisah Anda Baik Adanya

Kepada Anda, hamba Tuhan yang terkasih, yang mungkin hari ini sedang bergumul dalam masalah di rumah atau rasa frustrasi di gereja, angkatlah kepala Anda. Babak kedua mungkin terasa sulit, tetapi itu tidak akan menjadi akhir kisah Anda. Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja dan Raja Semesta, telah menjaminnya.

Dia menyertai Anda. Kehadiran-Nya adalah jaminan terbesar Anda. Ia telah menanggung semua kelemahan dan penyakit kita (Matius 8:17). Dalam kelemahan-Nya yang telah di salib, ada kekuatan yang tak terbatas.

Teruslah berjalan dalam iman. Hiduplah dalam kebenaran dan kasih. Percayalah bahwa meskipun babak kedua terasa ditulis dengan buruk, Sang Penulis Agung telah merancang ending yang mulia. Anda akan bangkit kembali, lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih dekat dengan-Nya.

Semangat! Tuhan Yesus memberkati pelayanan dan keluarga Anda senantiasa.


Maranatha....


*note:

visit our channel: http://bit.ly/apocalypseTV

my official personal site: http://www.SecondComingInstitute.com

Komentar

Postingan Populer