AGNOSTO THEO: INJIL DI PASAR RAYA AGAMA DAN ALIRAN FILSAFAT

AGNOSTO THEO: INJIL DI PASAR RAYA AGAMA DAN ALIRAN FILSAFAT (CATATAN REFLEKSI DARI ATHENA*) 

Tulisan Pertama dari Dua Tulisan


Oleh Bambang Noorsena

*) Makalah ini adalah bahan Refleksi Ziarah "Graece-Turyey: Seven Churches-Capadokkia Biblical Trip",19-29 April 2019. 

1. PRAWACANA

Artikel saya tentang Ἀγνώστῳ θεῷ "Agnosto Theo" (Allah yang tidak dikenal) ditinjau dari perspektif ilmu agama-agama, yang saya sajikan dalam Dialog Hindu-Kristen di Denpasar tahun 2001, mula-mula terinspirasi pendekatan Don Richardson. Artikel itu lalu dimuat dalam buku "Menyongsong Sang Ratu Adil" (Yogyakarta: Andi Offset, 2003). Sejak saat itu saya terus mendalami tema ini, mulai dari pendalaman exegetis atas teks Kis. 17:16-34, lalu meneliti paralelisasinya dengan pemikiran filsafat yang berkaitan, hingga berburu teks-teks asli penulis klasik, khususnya Paunias (110-180 M) dan Diogenes Laertius (180-240 M), karena keduanya mengisahkan kehidupan filsuf Epimenides (abad VI SM), yang ternyata dirujuk St. Paulus.

Laksana merentang zaman, menembus ruang dan waktu, saya berusaha membaca dalam "bahasa zaman" mereka. "Menembus ruang", physically sudah saya lakukan tatkala saya menginjakkan kaki di atas situs reruntuhan Areopagus, tempat dahulu sang rasul diadili karena dituduh memberitakan dewa-dewa asing (Kis. 17:18). Karena tak mungkin memutar mundur sang waktu, maka "In the world of the mind" (meminjam istilah Bung Karno), saya berdialog dengan Epimenides, sumber rujukan kisah Ἀγνώστῳ θεῷ "Agnosto Theo"  dalam pledoi St. Paulus di hadapan sidang Areopagus. Dan di Athena, kota para filsuf pencerah peradaban, dari balik puing-puing reruntuhan bukit Mars ini, saya mendengar kembali suara Epimenides melalui St. Paulus dari Tarsus, kira-kira 600 tahun kemudian: "Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu" (Kis. 17:23).

2. "PASAR RAYA" AGAMA DAN ALIRAN FILSAFAT 

2.1. YAHUDI DAN ORANG-ORANG YANG TAKUT AKAN ALLAH

Mengapa Paulus mengidentikan Allah dalam pemberitaan Injilnya dengan ἀγνώστο θεο "Agnosto theo" (Allah yang tidak dikenal) di altar di Athena? Apakah Allah dalam Kristus sama dengan "Allah yang tidak dikenal" dari dunia pagan itu?  Ini mirip dengan pertanyaan awam, "Apakah Allah yang kita sembah sama atau berbeda dengan ilah agama-agama lain?" Identifikasi "Allah yang tidak dikenal", sembahan "kaum pangan" Athena, dengan Allah yang diberitakan St. Paulus, benar-benar pemikiran yang revolusioner.

Pada waktu itu, yang ditemui St. Paulus di pasar Athena bukan hanya kaum Yahudi (teks asli:  Ἰουδαίους, "Iudaious") dan "orang yang takut akan Allah" (teks asli: σεβομένοις
"sebomenois"), tetapi juga dengan para penganjur aliran-aliran filsafat yang saling bertentangan, khususnya Epikuros dan Stoa (teks asli: τῶν Ἐπικουρείων καὶ τῶν Στοϊκῶν φιλοσόφων "tón epikoureión kai tón Stoikón philósophón"). Ketika bertemu dengan orang Yahudi, tentu lebih mudah bagi St. Paulus, karena meskipun berbeda interpretasi tentang Yesus, tetapi keduanya membaca Alkitab yang sama. Begitu juga ketika berdialog dengan "orang-orang yang takut akan Allah", yaitu kaum non-Yahudi yang menjadi penganut agama Yahudi, St. Paulus bisa merujuk ayat-ayat suci yang sama.

2.2. AHLI PIKIR (PHILOSOPHON) EPIKUROS DAN STOA

Namun siapakah kaum Epikuros dan siapakah kaum Stoa? Epikuros (341-270 SM) adalah filsuf pendiri madzab Epikurianisme, yang banyak dipengaruhi oleh Demokritos dan Aristoteles. Epikuros mengajarkan 4 obat ynag disebut  τετραφάρμακος "tetrapharmakos" (tetra, τετρα, "empat", Φαρμακος "pharmakos, "obat") dalam hidup manusia: (1) Yang Ilahi tidak turut campur dalam urusan manusia; (2) tidak perlu khawatir dengan kematian; (3) apa yang baik mudah diperoleh; dan (4) apa yang buruk mudah dihindari". Dengan empat obat ini manusia diajak untuk menikmati hidup dengan cara memuaskan kesenangan dan kenikmatan. 

Pengaruh teori Demokritos yang memandang kehidupan sepenuhnya terdiri dari atom-atom, telah melahirkan corak pemikiran Epikuros yang materistik. Karena itu tidak ada kehidupan setelah kematian. "Kematian tidak usah ditakuti", kata Epikuros, "sebab selama kita ada, kematian tidak bersama kita, dan ketika kematian datang kita sudah tidak ada lagi". Pemikiran Epikuros ini yang melatarbelakangi penolakan sebagian orang Athena pada waktu itu terhadap Injil yang diwartakan oleh St. Paulus tentang kebangkitan Yesus Kristus (Kis. 17:18).

Sedangkan aliran pemikiran Stoa didirikan oleh Zeno (334-262 SM). Stoa berkembang dalam 3 tahap, yaitu (1) Stoa kuno yang dipelopori oleh Zeno, Kleanthes dan Chrysippos pada III SM; (2) Stoa pertengahan dengan tokoh-tokohnya Panaetios, Poseidonios dan Cicero pada abad II sampai abad I SM; dan (3) Stoa akhir yang dimulai dari abad I M, khususnya dipelopori oleh Seneca dan Epiktetos. Dari Athena ajaran Stoa dibawa ke Roma dan menjadi "agama etis" seiring dengan awal berkembangnya Kekristenan. Konon, sejarawan Yahudi Flavius Josephus (37-100 M) juga dipengaruhi ajaran ini, bahkan Kaisar Marcus Aurelius (121-180 M) juga turut mendukungnya.

Berbeda dengan Epikuros yang menolak campur tangan Ilahi atas ciptaan, Stoa justru mengajarkan bahwa alam semesta ini tidak bisa dilepaskan dari Λόγος "Logos" (akal Ilahi) yang meresapi seluruh ciptaan, bahkan sebagai "cetak biru" kosmos itu sendiri. Dalam soal etika, berbeda dengan Epikuros yang memandang kebahagiaan terletak pada pemuasan kenikmatan hidup bersahaja, kaum Stoa justru mengajarkan manusia harus hidup seirama dengan Akal Ilahi, supaya ia dapat menguasai gerak perasaannya melalui ketenangan rasionya. Upaya memelihara keseimbangan batin agar mencapai pelepasan ini disebut απάθεια "apatheia" (α "a", "tanpa", πάθος "pathos" , "rasa"), yang dengan itu setiap orang tidak lagi membiarkan dirinya terharu oleh rasa kasihan atau rasa sedih. 

Jadi, bagi kaum Stoa moral ideal adalah hidup menurut ketertiban yang ada dalam semesta raya. Karena kebahagiaan itu terdapat dalam semesta raya, maka semesta raya sendiri bersifat absolut deterministis, tak terkecuali manusia berada dalam tatanan determinisme itu. Semua ada dalam kuasa takdir. Saya serasa berada diantara lalu lalang kerumunan para filsuf yang heboh karena pemberitaan St. Paulus. Ya, di sini dari antara  ή ποικίλη στοά "he poikilê stoa" (teras bertiang dan bergambar aneka rupa) yang terletak di ἀγορᾷ  "agora" (pasar) Athena, nun di kala itu. Saya mendengar kembali suara Seneca dalam bahasa Latin: "Ducunt volentem fata, nolentem trahunt" (Kalau kamu setuju, takdir menuntunmu, kalau tidak takdir akan memaksamu).

2.3. PELUANG DAN TANTANGAN

Kalau kabar baik mengenai kebangkitan Kristus menjadi "batu sandungan" bagi kaum Epikuros, sebaliknya filsafat Stoa yang lebih metafisik telah menjadi pintu masuk bagi St. Paulus untuk memperkenalkan Allah yang benar, Tuhan atas langit dan bumi yang tidak tinggal di kuil-kuil buatan tangan manusia (Kis. 17:24). Ketika St. Paulus mengidentikan Allah yang diberitakan dalam Kristus sebagai
Ἀγνώστῳ θεῷ "Agnosto Theo" (Allah yang tidak dikenal), pasti pendengarnya tidak asing sama sekali.

Betapa tidak? Orang-orang Athena pasti mengingat kisah Epimenides yang pernah diminta nasihat kala kota Athena diserang wabah, sebagaimana catatan sejarah  mengabadikan bagi kita. Menurut Diogened Laertius (200-250 M), Epimenides menasihati warga Athena agar memohon pertolongan kepada "ilah setempat" (Yunani: θύειν τῷ προσήκοντι θεῷ, "thuein  tó prosíkonti theó"), dengan "altar tanpa nama yang tertulis di atasnya" (Yunani: βωμοὺς ἀνωνύμους, ὑπόμνημα, "bomoús anónimous upómnena"), yang pernah menolong warga Athena dari serangan wabah mematikan a (Diogenes Laeerius, 1.110).

St. Dionisius dari Areopagus, anggota senator mahkamah Areopagus yang bertobat karena pewartaan St. Paulus, lahir di Athena, pernah mempelajari ilmu astronomi di Mesir, dan menjadi astrolog terkenal pada masanya. Seperti kaum intelektual pada masanya yang gandrung kepada metafisika Stoa, tampaknya pergulatan spiritual Dionisius terpuaskan dalam iman kepada Kristus, telah diabadikan dalam karya klasik bahasa Latin, yaitu "De Divinis Nominibus" (Nama-nama Ilahi) dan "De Mystica Theologia" (Teologi Mistik). Bahkan, kedua buku klasik ini benar-benar memotret jelas pergumulan Athena yang terjawab tuntas dengan pleidoi St. Paulus di Areopagus. 

Pertama, sangat kontras dengan Ἀγνώστῳ θεῷ "Agnosto Theo", sosok Ilahi yang menyelamatkan namun diam tak menyapa, telah dijawab oleh "Allah dalam Kristus yang mewahyukan Diri-Nya", terungkap dari nama-nama ilahi dan sifat-sifat-Nya (de Devinis Nominibus). Kedua, "De Mystica Theologia", seolah-olah menggariskan "pagar theistik" terhadap syair dua pujangga Yunani kuno, yang dikutip St. Paulus: 'Sebab kita ini dari keturunan Allah juga" (Kis. 17:28). Ungkapan Yunani yang di kutip St. Paulus: Τοῦ γὰρ καὶ γένος ἐσμέν, "Tou gar kai genos esmen", ternyata berasal dari Aratus (270 SM) dan Cleanthes (331-232 SM), yang semula bersifat pantheistik, dimaknai secara monothestik oleh St. Paulus (Kis. 17:24-27), yang kemudian dijabarkan lebih lanjut oleh St. Dionisius. 

Relasi Ilahi-insani tidak boleh dimaknai lebur tanpa sisa dalam zat Ilahi, melainkan suatu kemanunggalan karib "Aku" dan "engkau", sehingga dengan tetap menjaga dualitas Ilahi-insani itu tersedia ruang bagi doa dan penyembahan (Kis. 17:23), tanggung jawab etis, yang menuntut pertobatan (Kis. 17:30) dan menantikan penghakiman (Kis. 17:31). "Pagar theistik" ini seakan-akan telah jauh diprediksi oleh St. Paulus yang visioner, karena nyatanya pada abad berikutnya Stoisme justru melebur menjadi Neo-Platonisme yang "pantheistik". Sedangkan "arwah" Epikuros kembali gentayangan pada  abad modern dalam wujud materialisme, bahkan atheisme.

Baik St. Paulus dari Tarsus maupun St. Dionisius dari Areopagus akhirnya menjadi martir karena pilihan imannya. Mantan rabbi Yahudi murid Gamaliel II itu akhirnya menerima mahkota kesyahidannya di Roma tahun 67 M, sedangkan sang astronom dan mantan senator Areopagus itu dipenggal kepalanya di Athena pada masa pemerintahan Domitianus: "... و صلوات منهما تكون معنا، امين   "wa shalawātu minhumā takûnu ma'anā, Amīn" (Kiranya shalawat dari keduanya tercurah atas kita, Amin).¶

Athena, 20 April 2019.


--
Victor Christianto
Founder of The Second Coming Institute, www.sci4God.com
Promoting Javanese "batik" as an Indonesia cultural heritage, www.mybatique.com
Promoting cultural and music events in Jakarta and other cities, www.acaraindo.com
Founder of www.ketindo.com, A renewable energy consultant 
1 New book: From Hilbert to Dilbert at UNM site, url: http://fs.unm.edu/FromHilbertToDilbert.pdf
My books and papers can be found at:
 You can also check the Neutrosophic Journal: 

http://fs.unm.edu/NSS/NSSArticles.htm  

==
We love you all nations, but time is very very limited. Be hurry to repent and receive Jesus Christ. Find a guide to help you repent and receive Jesus Christ, in this link http://www.esnips.com/web/Guidetorepent,
http://www.esnips.com/web/RepentanceGuide.
Print this guide, copy as many as you can, and distribute this to as many countries as you can, including Asian countries such as China, Burma, Thailand, Campuchea, Laos, Srilanka, and Vietnam. Pray and ask to God first before you select a language for your country. That is the message: be hurry be very very very very very hurry to repent and receive Jesus Christ, all corners of the world.
Don't you know that Jesus Christ will come again soon? That is why you should be hurry and quickly to repent and do your repentance. Tweet this message quickly and distribute this message to as many countries as you can including to all your friends quickly, quickly, quickly today. Follow Jesus only at http://www.twitter.com/Christianto2013.
Send this message quickly to all your colleagues and to all your friends. Thank you, Jesus Christ already help you. 

blog: http://guidetorepent.blogspot.com, http://findtheTruthnow.blogspot.com,
http://evangelismwithsocialmedia.blogspot.com
guide: http://GoodNews.getfreehosting.co.uk/digfile/cms/index.php (login with 'visitor')
video: http://youtube.com/guidetorepent,
facebook: http://www.facebook.com/VChristianto,
and follow Jesus only at www.twitter.com/Christianto2013

**KINDLE BOOKS:
authorpage: http://www.amazon.com/-/e/B00AZEDP4E
Articles dictated by Jesus Christ. Book Two. http://www.amazon.com/dp/B00AYR3F9C
Articles dictated by Jesus Christ. Book One. http://www.amazon.com/dp/B00AYR6TJU
by Jesus Christ: How social darwinism ruin America and the World. http://www.amazon.com/dp/B00AZDJJQI
by Jesus Christ: Evangelism for Difficult People. http://www.amazon.com/dp/B00AZDJCLA
by Jesus Christ: How you can do Evangelism with Social Media. http://www.amazon.com/dp/B00AZDXZLI
by Jesus Christ: The Nicene Creed. http://www.amazon.com/dp/B00AZDYMJ2
by Jesus Christ: Logos, Memra, and other letter for Economists. http://www.amazon.com/dp/B00AZDY7JW
by Jesus Christ: our Father in Heaven prayer. http://www.amazon.com/dp/B00AZKZUNM
Some problems of Nuclear Energy development in Asia: A literature survey. http://www.amazon.com/dp/B00B4LW5ZW

Some papers at www.vixra.org:
www.vixra.org/abs/0912.0036
www.vixra.org/abs/0912.0037
www.vixra.org/abs/1001.0005
www.vixra.org/abs/1001.0003
www.vixra.org/abs/0912.0053


Komentar