Pintu Masuk ke Kerajaan Allah

My Utmost (B. Indonesia)
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah ..." — Matius 5:3

Semua orang senang dengan berkat, tetapi tidak dengan kerendahan dan kemiskinan dalam roh. Dari renungan hari ini kita dapat melihat "Pintu Masuk ke Kerajaan Allah" justru menegaskan bahwa asas pertama Kerajaan Allah adalah kemiskinan dan kepapaan, bukannya kepemilikan dan bukan pula keputusan yang kita buat bagi Yesus. Pengetahuan dan kesadaran akan kemiskinan kita sendiri, itulah pintu masuk dalam berkat kebahagiaan dari Tuhan.

Pintu Masuk ke Kerajaan Allah

Waspadalah terhadap pemikiran bahwa Tuhan kita hanyalah seorang guru. Jika Yesus Kristus hanya seorang guru, maka hal yang dapat dilakukan-Nya hanya akan mengecewakan saya, dengan menetapkan tolok ukur yang tidak dapat saya capai.

Apa gunanya menyuguhkan kepada saya suatu ideal atau cita-cita mulia semacam itu jika saya tidak mungkin mencapainya? Saya akan lebih senang jika tidak pernah mengetahuinya.

Apa gunanya menyuruh saya menjadi orang yang "suci hatinya" (Matius 5:8), melakukan hal yang lebih daripada kewajiban saya ... (lihat My Utmost 14 Juli), atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah?

Saya harus mengenal Yesus Kristus sebagai Juru Selamat saya pribadi sebelum ajaran-Nya mempunyai makna bagi saya dan tidak hanya berupa cita-cita luhur mulia yang hanya membawa pada keputusasaan. Akan tetapi, bila saya dilahirkan kembali oleh Roh Allah, saya tahu bahwa Yesus Kristus tidak datang hanya untuk mengajar -- Dia datang untuk menjadikan saya seperti yang diajarkan-Nya.

Penebusan berarti bahwa Yesus Kristus dapat menempatkan dalam diri seseorang sifat (nature) yang sama dengan yang memerintah hidup-Nya sendiri, dan semua tolok ukur yang Allah berikan kepada kita dilandasi oleh sifat tersebut.

Ajaran khotbah di Bukit menghasilkan perasaan putus asa pada diri kita yang sebenarnya sebagai natural man) -- tepat seperti apa yang dimaksudkan oleh Yesus. Selama kita mempunyai gagasan kebenaran diri sendiri bahwa kita dapat melaksanakan ajaran Tuhan kita, Allah akan membiarkan kita terus bersikap demikian sampai kita menelanjangi kebodohan kita sendiri, melalui pengalaman tersandung melalui berbagai rintangan dalam perjalanan kita. Hanya dengan demikian kita baru bersedia datang kepada-Nya sebagai seorang miskin dan papa, dan menerima dari Dia. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah ...".

Inilah asas atau prinsip pertama dalam Kerajaan Allah. Landasan yang mendasari kerajaan Yesus Kristus ialah kemiskinan, kepapaan, bukan kepemilikan; bukan membuat keputusan bagi Yesus, melainkan sadar akan kegagalan mutlak kita sehingga kita akhirnya hanya dapat datang dan mengatakan, "Tuhan, aku bahkan tidak dapat memulai melakukannya". Lalu Yesus akan berkata, "Berbahagialah kamu ..." (Matius 5:11).

Inilah pintu pintu masuk menuju kerajaan Allah. Pengetahuan dan kesadaran akan kemiskinan kita sendiri, itulah yang membawa kita ke tempat yang tepat bagi Yesus Kristus dapat mengerjakan karya-Nya dengan penuh dalam diri kita.

Komentar