Pelayanan Anugerah (Markus 6:6-13)

Santapan Harian
Pelayanan Anugerah 
Markus 6:6-13 

Pelayanan yang kita lakukan tidak selalu diterima oleh mereka yang kita layani. Bagaimana seharusnya kita menyikapi respons orang-orang itu?

Setelah ditolak di daerah asal-Nya, Yesus mengajar dari desa ke desa (6b). Untuk melibatkan murid-murid dalam pelayanan-Nya, Yesus mengutus mereka untuk melakukan pelayanan secara mandiri (7).

Uniknya, Yesus mengutus mereka dengan perintah untuk tidak membawa apa pun kecuali tongkat (8-9). Yesus juga memberi instruksi tentang bagaimana mereka sepatutnya merespons orang-orang yang menerima atau menolak pemberitaan mereka (10-11). Sesuai perintah Yesus, mereka pergi dan melayani dengan kuasa (12-13).

Dengan perintah itu, Yesus menunjukkan bahwa pelayanan mereka adalah pelayanan yang bergantung sepenuhnya pada anugerah Tuhan. Dalam melayani, para murid dituntut untuk memiliki ketaatan total kepada Tuhan yang menjaga dan menyediakan.

Mereka dapat menginap di rumah orang yang menerima mereka, tetapi mereka harus mengebaskan kaki terhadap orang yang menolak mereka. Artinya, pelayanan mereka adalah wujud ketundukan mereka kepada Yesus, bukan kepada orang yang mereka layani. Jadi, keberhasilan pelayanan mereka adalah buah ketaatan penuh kepada Yesus.

Yesus mengutus kita yang menjadi murid-Nya untuk ikut serta dalam pelayanan pemberitaan Injil. Yesus tidak melarang kita untuk memiliki uang dan makanan, tetapi pelayanan yang kita lakukan harus bergantung sepenuhnya pada anugerah Tuhan, bukan kekuatan dan fasilitas yang ada pada kita.

Pelayanan yang kita lakukan sesungguhnya merupakan pelayanan Yesus sendiri. Yesuslah yang sedang melayani melalui kita. Dengan demikian, kita tidak perlu kecewa saat ditolak, tak perlu juga berbangga dan berbesar hati saat berhasil.

Mari kita melayani dalam bentuk dan keadaan apa pun dengan menghayati bahwa pelayanan adalah anugerah dari Tuhan dan setiap pelayanan kita menjadi bagian dari pelayanan misi Yesus di tengah dunia ini. [RGD]

Komentar