Hidup menurut Roh

Saya mendapati ada penyebab kenapa orang-orang percaya meski mengalami jamahan Tuhan dalam suatu ibadah tapi sifatnya tidak mengalami perubahan. Terus hidup dalam kedagingan, hawa nafsu, dan juga emosi negatif.
 
Tuhan memang tidak berkeberatan menjamah hidup orang, sebab Ia Bapa yang baik. Orang jahat saja tetap diberikan hujan dan sinar matahari yang cukup. Jadi memang dari pihak Tuhan tidak ada masalah akan hal tersebut. Itu bentuk kedaulatan Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun juga.
 
Namun jika orang yang sudah mengalami jamahan Tuhan tersebut tidak mengalami perubahan, hal itu bukan lagi 'tanggung jawab Tuhan', melainkan 'tanggung jawab' orang yang bersangkutan. Artinya orang itu memang harus 'mengubah niat hatinya' dari hanya sekedar 'ingin mengalami lawatan atau jamahan' Tuhan, kepada niat untuk ingin mengalami keserupaan dengan Kristus atau menjadi ilahi. Sehingga jamahan Tuhan yang ada tidak berakhir dengan sia - sia.
 
Jemaat Korintus merupakan jemaat yang kaya akan aktivitas Roh dan jamahan Tuhan. Tapi ada di antara mereka yang tetap saja hidup dalam percabulan - bahkan dengan ibunya sendiri (1 Korintus 5). Begitu juga dengan jemaat Efesus, mereka sangat dipakai Tuhan dengan luar biasa, tapi mereka pun akhirnya diselewengkan oleh iblis untuk kembali hidup dalam kedagingan dan hawa nafsu (Efesus 4). Jemaat di Roma pun kurang lebihnya mirip juga (Roma 1,2).
 
Mengapa itu semua bisa terjadi? Hal itu disebabkan mereka 'tidak bertekun' dalam memikirkan hal - hal yang dari Roh, akibatnya mereka terus memikirkan hal - hal yang dari daging dan berbagai ide pemikiran dari roh - roh dunia ini.
 
Roma 8:5 (TB)  Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
 
JADI KETEKUNAN UNTUK MEMIKIRKAN HAL - HAL YANG DARI ROH MERUPAKAN HAL YANG SANGAT PENTING DAN FONDASIONAL UNTUK TERJADINYA PERUBAHAN DALAM DIRI KITA. Tidak ada cara lain, kita harus mendisiplin diri untuk merenungkan, mengimajinasikan dan memperkatakan firman sampai ada aktivitas ilahi yang berkobar - kobar dalam batin kita (hati yang mencintai Tuhan). Itulah yang akan mendorong kita untuk menjadi pelaku firman - terjadi perubahan!
 
Roh Kudus mengingatkan saya kembali pada pernyataan dalam Filip 4:8.
 
Filipi 4:8 (FAYH)  Saudara sekalian yang saya kasihi, pada akhir surat ini saya ingin mengatakan satu hal lagi. Arahkanlah pikiran Saudara kepada hal-hal yang benar, yang baik, dan yang adil. Renungkanlah hal-hal yang murni dan indah, serta kebaikan dan keindahan di dalam diri orang lain. Ingatlah akan hal-hal yang menyebabkan Saudara memuji Allah dan bersukacita.
 
Ayat di atas harus selalu menjadi patokan kita semua. Jika ada pemikiran yang berbeda dari hal yang di atas, maka sudah seharusnya kita mendisiplin diri untuk menolaknya dan kembali mengarahkan pikiran untuk tertuju kepada kebenaran.
 
Prinsipnya sangat jelas: jika kita memikirkan hal yang dari Roh maka keilahian Tuhanlah yang akan termanifestasi dalam hidup sehari - hari, dan jika kita memikirkan hal - hal yang dari daging maka kedaginganlah yang akan termanifestasi.
 
Tuhan tidak pernah memaksa, Ia menjamah kita oleh karena kasih dan kedaulatan-Nya. Bagian kita adalah menyadari akan hal tersebut dan mengambil keputusan untuk memikirkan hal - hal yang dari Roh saja! Maka kehidupan sehari-hari kita pasti akan memanifestasikan keilahian-Nya! #AkuCintaTuhan
 
Ps. Steven Agustinus

Komentar