Pengalaman atau Kebenaran yang Dinyatakan oleh Allah?
My Utmost (B. Indonesia)
Kita tidak menerima roh dunia,tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. — 1 Kor 2:12
Iman berdasarkan pengalaman bukan iman; hanya iman yang didasarkan pada kebenaran yang dinyatakan oleh Allah adalah iman yang sungguh.
Pengalaman atau Kebenaran yang Dinyatakan oleh Allah?
Pengalaman saya tidak membuat penebusan itu menjadi hal yang nyata -- penebusan adalah hal yang nyata. Namun, penebusan tidak memiliki arti nyata bagi saya sampai hal itu bekerja melalui kehidupan sadar saya. Ketika saya dilahirkan kembali, Roh Allah membawa saya melampaui diri dan pengalaman saya, dan menyatukan saya dengan Yesus Kristus. Jika saya hanya tergantung dengan pengalaman pribadi saya, saya akan memiliki sesuatu yang tidak dihasilkan oleh penebusan. Namun, pengalaman yang dihasilkan oleh penebusan membawa saya pada pada kenyataan yang melampaui diri sendiri, ke titik di mana saya tidak lagi memperhatikan pengalaman sebagai dasar realitas. Sebaliknya, saya melihat bahwa hanya realitas itu sendiri yang menghasilkan pengalaman. Pengalaman saya tidak berarti apa-apa hal itu membuat tetap pada Sumber Kebenaran -- Yesus Kristus.
Jika Anda mencoba untuk "menahan" Roh Kudus dalam diri Anda dengan keinginan menghasilkan pengalaman spiritual batiniah yang lebih dalam, Anda akan menemukan bahwa Dia akan melepaskan cengkeraman tersebut dan membawa Anda kembali ke Kristus sejarah. Jangan pernah mendambakan pengalaman yang tidak menempatkan Tuhan sebagai Sumbernya dan iman kepada Allah sebagai hasilnya. Jika Anda melakukannya, pengalaman Anda tidak kristiani, tidak peduli apa visi atau wawasan Anda yang mungkin Anda miliki.
Apakah Yesus Kristus, Tuhan dari pengalaman Anda, atau apakah Anda menempatkan pengalaman Anda di atas-Nya? Apakah pengalaman lebih berharga bagi Anda daripada Tuhan? Anda harus membiarkan Dia menjadi Tuhan atas diri Anda, dan tidak memberi perhatian atas pengalaman apa pun di tempat Dia tidak menjadi Tuhan atas hidup Anda. Kemudian, akan datang saatnya Allah akan membuat Anda tidak sabar dengan pengalaman Anda sendiri, dan Anda kemudian dapat dengan jujur berkata, "Saya tidak peduli dengan apa yang saya alami -- saya hanya memercayai Dia!" Keraslah pada diri Anda sendiri jika Anda berada dalam kebiasaan berbicara tentang pengalaman yang Anda miliki. Iman berdasarkan pengalaman bukan iman. Iman yang didasarkan pada kebenaran yang dinyatakan Allah adalah satu-satunya iman yang sungguh.
Komentar
Posting Komentar