Kepentingan(ku) atau Identifikasi (dengan) Kristus?

My Utmost (B. Indonesia)
Aku telah disalibkan dengan Kristus .... — Galatia 2:19

Siapa pun kita, kebutuhan rohani yang tidak terelakkan adalah mati terhadap sifat dosa, yaitu menolak apa pun mengenai hak saya atas diri saya sendiri. Hal ini bukan soal tekad tulus, tetapi tekad meniru Yesus Kristus atau tekad ikut Dia oleh karya Kristus dalam saya, melalui Roh Kudus. Bagian saya adalah berkomitmen. Masalahnya, seperti judul renungan ini, "Kepentingan(ku) atau Identifikasi (dengan Kristus)?"

Kepentingan(ku) atau Identifikasi (dengan) Kristus?
Kebutuhan rohani kita masing-masing yang tidak terelakkan adalah kebutuhan untuk menandatangani "akta kematian" dari sifat (natur) dosa kita. Saya harus menundukkan pendapat emosional dan keyakinan intelektual saya serta dengan rela mengerahkan kedua hal itu menjadi keputusan moral melawan sifat dosa; yaitu melawan tuntutan apa pun mengenai hak saya atas diri saya sendiri.

Paulus berkata, "Aku telah disalibkan dengan Kristus ...." Dia tidak berkata, "Aku telah bertekad untuk meniru Yesus Kristus" atau "Aku sungguh-sungguh akan berusaha mengikuti Dia", melainkan dia berkata, "...aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya", atau dipersamakan (identified) dengan Dia dalam kematian-Nya.

Artinya, pada saat saya mencapai keputusan moral ini dan bertindak sesuai dengan hal itu, maka semua yang telah dikerjakan oleh Kristus untuk saya di atas salib dikerjakan-Nya dalam saya. Komitmen penuh saya kepada Allah memberi peluang kepada Roh Kudus untuk memberikan kepada saya kesucian dari Yesus Kristus.

"...bukan lagi aku sendiri yang hidup...", maksudnya kepribadian saya tetap ada, tetapi motivasi utama saya untuk hidup dan sifat (natur) yang memerintah saya secara radikal berubah. Saya masih mempunyai tubuh manusia yang sama, tetapi hak iblis yang lama atas diri saya telah dihancurkan.

"Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging...", artinya, bukan hidup yang saya rindu jalani/hidupi, atau yang saya harapkan saya jalani, melainkan hidup yang sekarang saya jalani/hidupi di dalam daging saya yang fana -- hidup yang dapat dilihat orang lain, saya hidup oleh iman dalam Anak Allah. Iman ini bukan iman Paulus sendiri dalam Yesus Kristus, melainkan iman dari Anak Allah yang telah diberikan kepadanya (lihat Efesus 2:8). Hal ini tidak lagi "suatu iman dalam iman" (a faith in faith), melainkan iman yang melampaui segala batas yang dapat dibayangkan -- iman yang hanya datang dari Putra Allah.

Komentar