Bagaimana hidup berkenan kepada Tuhan

Hidup berkenan kepada Tuhan

Nats:
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. - Ibrani 11:6

Pendahuluan
Dari makna kata hamartia yang diterjemahkan sebagai dosa, kita mengenal "meleset dari sasaran". Ini bisa dibayangkan seperti anak panah yang tidak sampai di sasaran yang tepat.
Demikian pula, hidup kita jika tidak kita perhatikan dengan sungguh sungguh bisa bergeser menjadi sekumpulan aktivitas rutin namun belum tentu menyenangkan Bapa di surga.
Mari kita belajar mendahulukan kehendak Bapa dalam setiap langkah kita, sehingga kita benar benar menjadi anak anak Allah yang Maha tinggi.
 
Tiga orang kudus
Ada tiga orang yang tercatat di Alkitab yang hidupnya berkenan kepada Allah. Yang pertama adalah Henokh.

Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. - Ibrani 11:5

Henokh hidup bergaul dengan Allah, dan karena iman maka ia tidak mengalami kematian. Ia memperoleh kesaksian bahwa ia berkenan kepada Allah.

Orang kedua adalah Daud, raja yang diurapi, pemazmur yang disenangi di Israel. 

Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. - Kisah Rasul 13:22

Daud berkenan kepada Tuhan sehingga namanya tetap disebutkan di Perjanjian Baru. Bahkan, Tuhan Yesus disebut sebagai "Anak Daud".

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham - Matius 1:1

Orang ketiga adalah Tuhan Yesus sendiri seperti yang tercatat di banyak ayat, di antaranya:

Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." - Matius 3:16,17

Selanjutnya, apakah tidak ada orang lain? Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga bisa berkenan kepadaNya? Kalau bisa, bagaimana caranya? Alkitab berkata, tanpa iman tidak mungkin kita bisa berkenan kepadaNya. Artinya, dengan iman kita bisa berkenan kepada Dia. Jika kita ingin hidup kita berkenan kepadaNya, maka tidak ada cara lain kecuali melalui iman.

Alkitab juga berkata bahwa "nothing is impossible" with God, tidak ada yang mustahil bagi Allah.

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. - Lukas 1:37

Jadi, kalau tidak ada yang mustahil bagi Allah dan kemudian Ia berkata bahwa tanpa iman tidak mungkin bisa berkenan kepadaNya, maka artinya iman mutlak diperlukan untuk bisa berkenan kepada Dia.

Dengan kata lain, kalau kita mau hidup kita berkenan kepadaNya, menyenangkan Dia, maka kita harus selalu menggunakan iman. Bukan air mata kita, bukan doa kita, bahkan bukan perbuatan baik kita yang membuat kita berkenan kepada Dia, tetapi iman kita yang membuat kita bisa berkenan kepadaNya.

Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." - Ibrani 10:38

Jika kita undur dari kehidupan iman kita, Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak berkenan. Bahkan, kesungguhan kita berdoa siang dan malam tetapi dilakukan tanpa iman, maka hasilnya tidak ada. Allah mau menjawab doa kita, Allah mau menolong kita, tetapi iman kita yang akan menjadi saluran kuasaNya, saluran pertolonganNya.

Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi? - Lukas 18:7,8

Biasakan untuk menggunakan iman kita dalam kehidupan sehari-hari. Biasakan berdoa, memperkatakan janjiNya dalam kehidupan kita. Paksa pikiran kita untuk setuju dengan Firman Tuhan. Taklukkan semua pikiran negatif untuk tunduk kepada Firman Tuhan. Jadikan Firman Tuhan sebagai kata akhir. Dokter bisa berkata tidak ada harapan, ahli ekonomi bisa berkata tidak ada jalan keluar, tetapi Tuhan bisa membuat jalan saat tidak ada jalan. Pada waktu kita bersikap seperti itu, pada waktu kita berkata-kata sesuai dengan Firman Tuhan, maka Tuhan disenangkan. Dengan iman, kita bisa berkenan kepada Dia.

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah - Yeremia 17:7,8

Gaya hidup yang berkenan kepada Tuhan
Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. (1 Yohanes 2:6)

Sebagai anak-anak Allah kita harus memiliki gaya hidup yang berkenan dan sesuai dengan kehendak Allah, bukan gaya hidup seperti yang dunia tawarkan. 

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2).

Bagaimana gaya hidup kita sebagai pribadi yang berkenan di hadapan Allah? 

a. Beribadah dengan benar
Supaya kita memberi persembahan kepada Tuhan yang begitu mengasihi kita dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah. 

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1) 

b. Suka memuji Allah
Salah satu bentuk keintiman kita dengan Allah adalah dengan memiliki hidup yang suka memuji Allah, karena Dia bersemayam di atas puji-pujian kita. 
…Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (Mazmur 22:4)

c. Hidup dalam Tuntunan Roh Kudus (Roma 8:1-9)
Saat kita hidup dalam Roh kudus, maka otomatis keinginan-keinginan daging akan mati dan kita ada dalam tuntunan Roh kudus dalam kasih karunia Tuhan Yesus. 
Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. (Roma 8:8) 

d. Berada di dalam suatu komunitas (Mazmur 1:1)

Saat kita ada di dalam komunitas yang benar, maka gaya hidup kita pun akan menjadi baik karena dari pergaulan kita dapat dilihat siapa kita. 
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. (Amsal 13:20) 

e. Suka memberi/memberkati
Kasih Tuhan begitu besar dan Dia memberkati kita berlimpah-limpah-limpah hingga kita pun dapat semakin memberkati.
Sebagai anak-anak Allah, kita harus memiliki gaya hidup sebagai anak-anak Allah. Kita hidup dalam kekudusan, hidup dalam keintiman dalam doa, pujian, dan penyembahan, dan hidup dalam tuntunan Roh Kudus. 

Amin.   

Komentar