Meneruskan dari seorang gembala senior
Meneruskan dari seorang gembala senior:
Seingat saya sekitar tahun 1998 (kurang lebih) adalah tahun dimana lagu-lagu gereja bergeser dari corak penginjilan kepada praise and worship. Saat itu mulai bermunculan lagu-lagu baru yang bersifat penyembahan. Tahun itu dianggap tahun bangkitnya puji-pujian. Orang mulai menyanyi dan menari di gereja dst. Istilah pondok Daud mulai didengungkan. Bahwa Tuhan kangen ingin ibadah seperti yang dilakukan Daud. Menyembah Tuhan memang indah, hadirat Tuhan terasa indah. Inilah tahun kita menyembah Tuhan. Muncul juga jaringan-jaringan doa, doa sekota, doa untuk bangsa. Muncul istilah intim dengan Tuhan, walaupun kita tahu istilah “intim” itu adalah “yada’” dalam bahasa Ibrani (mengenal Dia). Puji-pujian memenuhi gereja. Bahkan tanpa pujian rasanya tidak indah, karena Tuhan bertahta di atas pujian umat-Nya. Tetapi lama kelamaan music menjadi dominan di gereja, semua harus diiringi music, berdoa, kesaksian, khotbah dst dengan alunan instrument musik. Lalu dicarilah para penyanyi professional untuk mendukung ibadahnya, sehingga bukan kuasa Tuhan lagi. Waktu Daud mengangkut Tabut Tuhan dengan pedati, itu juga diiringi music dan pujian, tetapi kematian yang didapat. Sebab caranya salah, ini cara orang Filistin bukan cara umat Allah. Waktu Tabut diangkat oleh orang Lewi, juga disertai music dan pujian dan Tuhan berkenan. Jadi memang bukan music, tetapi caranya, gayanya. Apakah music dalam gereja sudah kebablasan?
Sekitar tahun 2017 saya melihat ada fenomena baru, yaitu gerakan membaca Alkitab. Ada orang membaca Alkitab setahun 4 kali dari Kejadian s/d Wahyu, padahal ia juga pengusaha yang sibuk. Orang-orang mengkoordinasi untuk membuat group bacaan dan saling mengingatkan, bahkan di gereja dianjurkan semua membaca Alkitab minimal satu buku setahun. Jemaat senang membaca. Apalagi Alkitab dimasukan ke HP sehingga mempermudah orang membacanya dimanapun juga. Gerakan baca Alkitab mulai didengungkan lagi. Tuhan ingin kita Kembali ke jalan yang benar. Firman Allah harus mendominasi gereja lagi. Pendeta harus meneliti dan menggali kebenaran Firman Tuhan dengan betul. Sebab kebangunan rohani yang akan terjadi di akhir zaman melalui Bible Study.
Hari ini Tuhan mengurung kita tidak ibadah di gereja, tetapi ibadah di rumah. Ibadah yang tidak ada tari-tarian, tidak ada lampu disco, tidak ada lucu-lucuan walaupun dipandu oleh live streaming. Yang diutamakan adalah mendengar Firman. Pendeta mulai mempersiapkan khotbah melalui online, bukan kemakmuran lagi yang diberitakan, bukan pengusiran setan, bukan kesembuhan Ilahi, tetapi pendalaman Alkitab,. Jemaat harus kuat menghadapi perubahan zaman.
Penutup
Tuhan sedang bekerja karena kebangunan rohani harus mulai dari rahasia pembukaan Firman. Jangan kita tidak belajar akan maksud Tuhan. Semua ada maksudnya. Selain itu Tuhan juga mengajar kepada hambanya bagaimana caranya menggembalakan. Bukan berdasarkan popularitas, melainkan perhatian kepada jemaat, siapa yang sakit, siapa yang kekurangan. Peran gembala diperlukan. Gereja yang hanya show biz berbalik arah. Tuhan berkata begini menggembalakan itu.
Marilah kita belajar lagi. (by isakS)
Seingat saya sekitar tahun 1998 (kurang lebih) adalah tahun dimana lagu-lagu gereja bergeser dari corak penginjilan kepada praise and worship. Saat itu mulai bermunculan lagu-lagu baru yang bersifat penyembahan. Tahun itu dianggap tahun bangkitnya puji-pujian. Orang mulai menyanyi dan menari di gereja dst. Istilah pondok Daud mulai didengungkan. Bahwa Tuhan kangen ingin ibadah seperti yang dilakukan Daud. Menyembah Tuhan memang indah, hadirat Tuhan terasa indah. Inilah tahun kita menyembah Tuhan. Muncul juga jaringan-jaringan doa, doa sekota, doa untuk bangsa. Muncul istilah intim dengan Tuhan, walaupun kita tahu istilah “intim” itu adalah “yada’” dalam bahasa Ibrani (mengenal Dia). Puji-pujian memenuhi gereja. Bahkan tanpa pujian rasanya tidak indah, karena Tuhan bertahta di atas pujian umat-Nya. Tetapi lama kelamaan music menjadi dominan di gereja, semua harus diiringi music, berdoa, kesaksian, khotbah dst dengan alunan instrument musik. Lalu dicarilah para penyanyi professional untuk mendukung ibadahnya, sehingga bukan kuasa Tuhan lagi. Waktu Daud mengangkut Tabut Tuhan dengan pedati, itu juga diiringi music dan pujian, tetapi kematian yang didapat. Sebab caranya salah, ini cara orang Filistin bukan cara umat Allah. Waktu Tabut diangkat oleh orang Lewi, juga disertai music dan pujian dan Tuhan berkenan. Jadi memang bukan music, tetapi caranya, gayanya. Apakah music dalam gereja sudah kebablasan?
Sekitar tahun 2017 saya melihat ada fenomena baru, yaitu gerakan membaca Alkitab. Ada orang membaca Alkitab setahun 4 kali dari Kejadian s/d Wahyu, padahal ia juga pengusaha yang sibuk. Orang-orang mengkoordinasi untuk membuat group bacaan dan saling mengingatkan, bahkan di gereja dianjurkan semua membaca Alkitab minimal satu buku setahun. Jemaat senang membaca. Apalagi Alkitab dimasukan ke HP sehingga mempermudah orang membacanya dimanapun juga. Gerakan baca Alkitab mulai didengungkan lagi. Tuhan ingin kita Kembali ke jalan yang benar. Firman Allah harus mendominasi gereja lagi. Pendeta harus meneliti dan menggali kebenaran Firman Tuhan dengan betul. Sebab kebangunan rohani yang akan terjadi di akhir zaman melalui Bible Study.
Hari ini Tuhan mengurung kita tidak ibadah di gereja, tetapi ibadah di rumah. Ibadah yang tidak ada tari-tarian, tidak ada lampu disco, tidak ada lucu-lucuan walaupun dipandu oleh live streaming. Yang diutamakan adalah mendengar Firman. Pendeta mulai mempersiapkan khotbah melalui online, bukan kemakmuran lagi yang diberitakan, bukan pengusiran setan, bukan kesembuhan Ilahi, tetapi pendalaman Alkitab,. Jemaat harus kuat menghadapi perubahan zaman.
Penutup
Tuhan sedang bekerja karena kebangunan rohani harus mulai dari rahasia pembukaan Firman. Jangan kita tidak belajar akan maksud Tuhan. Semua ada maksudnya. Selain itu Tuhan juga mengajar kepada hambanya bagaimana caranya menggembalakan. Bukan berdasarkan popularitas, melainkan perhatian kepada jemaat, siapa yang sakit, siapa yang kekurangan. Peran gembala diperlukan. Gereja yang hanya show biz berbalik arah. Tuhan berkata begini menggembalakan itu.
Marilah kita belajar lagi. (by isakS)
Komentar
Posting Komentar